Aspirasi dari hati yang terkecil

Kamis, 04 Februari 2021

Diambang Krisis Identitas atau kurang percaya diri

 oleh : wendi maulana akhirudin


Sebagaimana kita tahu bahwa jati diri setiap manusia atau orang adalah hal yang sangat penting, sebagai platform wujud diri subjek manusia. Sebagaimana, Siapa diri kita? Dari mana kita? dan Mau Kemana? 

Kata identitas yang diambil dari Bahasa Inggris Identity memiliki arti ciri-ciri atau tanda yang khas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, identitas merupakan ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri. Bisa dikatakan, manusia yang memiliki identitas adalah mereka yang mampu menyadari tanda khusus atau ciri-ciri yang melekat pada dirinya. Saya pernah membaca satu kalimat perihal identitas seseorang, "siapa yang mengenal dirinya, dia telah mengenal tuhannya". Karena itu saya meyakini identitas itu sangatlah penting bagi setiap manusia, dengan identitas itu seseorang akan dekat dengan tuhannya seperti diantara dua jari, Jari telunjuk dan jari tengah. 


Saya sebagai bagian umat islam meyakini bahwa islam adalah agama yang haq dan sempurna, dan saya pun memiliki darah sunda. Ini pun merupakan kebersyukuran terhadap diri karena saya sudah terlahir dari darah sunda yang sudah beragama islam, karena saya tidak dilahirkan dari suku bangsa lain ataupun agama lain yang akan menjadi jati diri saya. 


pastinya ketika kita berada diambang krisis identitas, misalnya diamerika mungkin akan dikenal "the people of Jhon doe or jhon hancock" orang-orang yang identitasnya belum jelas atau tidak jelas karena tidak memiliki identitas bisa karena hilang atau tidak terdaftar sebagai warga negara.


tapi yang saya akan bahas dalam tulisan saya adalah yang dianggap penting, identitas yang mencirikan dirinya baik itu identitas sebagai warga negara maupun identitas pribadinya. Karena ada beberapa orang dia sebagai warga negara tetapi entitas dirinya terabaikan. Entah karena kurang percaya diri atau mungkin masyarakatlah yang mengabaikannya. 


misalnya lagi hangat-hangatnya mengenai rumusan undang-undang HIP (haluan Ideologi Pancasila) yang akhirnya berganti wajah menjadi PIP. Dimana HIP ini dikatakan merupakan pengucilan terhadap pancasila, entahlah saya sendiri belum baca isi RUU HIP karena tidak pernah disebarkan isi rancangan UU tersebut, kalau pun disebarkan selalu saja UU selalu setelah disahkan. Nah RUU HIP ini yang sedang dalam pembahasan di DPR RI. Apa sih yang menjadi persoalan? Apakah peranan yang bersifatnya kenegaraan itu perlu dibahas di lembaga tinggi negara? Lalu dimanakah peranan Lembaga Tertinggi negara? Oklah DPR itu yang memutuskan tentang UU, tapi apakah sesuatu hal yang sifatnya ideologis itu dibahas di lembaga tinggi bukan di lembaga tertinggi semacam MPR gitu? 


ini bukan hanya sekedar siapa yang paling berkuasa, berduit ataupun siapa yang paling populer. Kalau berkuasa kita bukan sebagai negara adikuasa atau superpower, berduit kita masih punya hutang meski untuk membantu pun berhutang pula, populer mungkin karena popularitas itu subjektik bisa berkonotasi negatif maupun positif bergantung sikap kita pada kekhususan individu atau masyarakat umum. 


Yang pasti pengucilan ataupun genosid terhadap entitas yang lain ini merupakan kejahatan baik sifatnya individual maupun komunal. sebagaimana ketika RUU HIP ini dijadikan alat untuk menyakiti manusia lainnya itu suatu kejahatan. Kenapa sih tidak keumuman kenapa harus pada kekhususan pada ideologinya? Ini bukan berarti saya menegasikan kepada ideologi atau sesuatu hal diluar padanya. 


Bukankah sudah jelas bahwa sila itu panca, kalau pun toh mengamalkan kenapa tidak dengan adanya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (disingkat P4) atau Eka Prasetya Pancakarsa adalah sebuah panduan tentang pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara semasa Orde Baru. Panduan P4 dibentuk dengan Ketetapan MPR no. II/MPR/1978. Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila. 


Apa yang dibutuhkan oleh negara ini? Padahal ideologi pancasila dengan lambang garudanya adalah produk oleh pendahulu negara, sebagai ideologi bangsa. Orang mungkin ketika berbicara ideologi mengarah pada komunisme, sosialisme, kapitalisme dan isme-isme lainya. Bukankan pancasila sebuah isme yang dimiliki oleh negara. Dimana isinya sesuai jalan ajaran masing-masing komunitas  masyarakat. 


ketika saya sebagai masyarakat yang dibutuhkan adalah kehidupan layak, baik itu pekerjaan, berusaha, atau hak-hak lainnya sebagai warga negara. Yang tentunya tidak lupa pula, saya pun memiliki kewajiban sebagai warga negara. Sebagaimana ketika saya menjalankan perintah Alloh SWT dalam beragama islam. Karena ketika kita baik itu individu maupun komunal dalam beragama tidak sesuai ketentuan kitab alquran itu akan menjadi sekedar cerita fiksi ataupun cerita halu atau halusinasi. Atau di ibaratkan sedang menegakkan sholat tapi dalam keadaan mabuk. 



Kenapa sangat penting sesuatu hal tentang kedirian ini. 


Dalam ilmu psikologi komunikasi, Regulator mengisyaratkan kepada pembicara apa yang kita harapkan mereka lakukan misalnya, “Teruskanlah,” “ Lalu apalagi?,” “Saya tidak percaya,” atau “Tolong agak lambat sedikit.” Bergantung kepada kepekaan mereka, mereka mengubah perilaku sesuai dengan pengarahan dari regulator.


karena itu kalimat diatas bisa mengisyaratkan sesuatu pada individu, ada yang sesungguhnya lambat, ada yang lambat karena menutup diri karena hal-hal yang baru diluar dirinya misalnya pelajaran. Maksudnya, sebagai pribadi harus bisa sedikitnya menerima hal-hal yang baru dengan cara yang layak atau baik, sebagaimana kita menerima teknologi-teknologi baru secara berimbang mulai dari smartphone hingga televisi. 


Harapan saya ketika menulis ini ada hal-hal yang baik setidaknya untuk pribadi maupun masyarakat, baik itu sebagai individu maupun secara kelompok berbangsa dan bernegara. Tidak lagi kehilangan arah, hingga tidak percaya diri sehingga semua merasa asing diantara diantara kelompoknya sendiri atau kelompok yang baru. Tahun 2021 mudah-mudahan membawa perbaikan dan perubahan untuk umumnya, atau setidaknya untuk pribadi. Ada perbaikan ekonomi, status sosial yang tidak hanya sekedar pengakuan saja sebagai komunitas tapi sebagai pribadi bisa diterima. Sebagaimana saya pribadi menerima hal-hal baru di komunitas tersebut, tidak ada istilah kamu berbeda lalu menjauhinya. Lalu apa harapan saya di tahun 2021 setidaknya hampir sama perbaikan keuangan, memiliki istri yang sholehah dan memiliki anak keturunan. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar