Oleh : Wendi Maulana Akhirudin
Saya berusaha memahami
sejenak mengapa saya harus menuliskan judul diatas, kenapa bukan judul lainnya,
tapi saya teringat pada tulisan Jalaludin Rahmat dalam bukunya bukunya yang
menceritakan Fikri Yathir : Orang
gila hal-9 yang terdapat pada cerita Sa’di dalam Gulistan, mungkin saya akan ceritakan sedikit dalam buku tersebut, yaitu:
“Telah saya dengar kisah
seorang raja yang memberi isyarat untuk membunuh tawanannya. Orang malang itu, dalam keadaan
putus asa, mulai mencaci-maki raja dan mengeluarkan kata-kata kotor. Bak
pepatah: siapa saja yang membersihkan tangan kehidupan, semua yang ada dalam
hatinya ia ungkapkan.
Dalam bahaya, ketika kamu tak mungkin meloloskan diri
Tanganmu akan nekad memegang ujung pedang yang tajam
Jika orang putus asa, lidahnya akan panjang
Seperti kucing, yang menyerang anjing yang mengalahkannya
Raja bertanya: ‘Apa
katanya?’ Salah seorang menteri yang baik budi berkata: ‘Baginda Tuhan
bersabda: Dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan memaafkan manusia.’ Raja jatuh iba kepada orang itu dan tidak
jadi membunuhnya. Menteri yang lain, saingan menteri yang tadi, berkata :’Orang
seperti kita hanya boleh berkata yang benar di hadapan raja. Orang ini telah
mencacinya.’ Mendengar perkataan itu, raja gusar dan berkata:’kebohongan yang
dia ucapkan. Karena dia mengucapkannya dengan maksud baik dan kamu
mengucapkannya dengan niat buruk.’ Orang bijak berkata: “Kebohongan yang mendatangkan kebaikan, lebih baik dari kebenaran yang
membawa keburukkan.”
Sejak itu saya teringat
pada tulisan yang terdapat buku tersebut, sehingga saya sendiri bingung harus
seperti apa tulisan ini saya buat. Saya merasa tidak punya bahan yang bagus
untuk dituliskan. Dan saya tidak mau asal menulis. Saya harus menemukan bahan
bermutu, umumnya dari bacaan. Saya bukan hanya ingin mengobrol dengan para
pembaca karena saya hanya tidak ingin dianggap mengutip di karena saya tidak
memiliki bahan untuk dijadikan tulisan.
Ketika harus memilih
salah satu apakah saya harus memilih antara tulisan yang baik dengan maksud
buruk atau tulisan yang buruk dengan maksud baik. Situasi sampai sekarang ini
yang masih sulit oleh saya untuk membuat tulisan-tulisan, lalu saya memutuskan
lebih baik tulisan buruk dengan maksud baik ketimbang tulisan baik dengan
maksud buruk. Tapi yang pertama saya tanyakan pada diri saya, apa tujuan baik
yang ingin saya capai, mendapatkan pujiankah karena tulisan saya diterbitkan, atau
karena saya bisa membuat tulisan ini dan ingin diterbitkan, pasti semua orang
pun ingin semua itu karena itu sangat manusiawi, tapi apa yang ingin saya
capai. Sesudah itu barulah saya menulis, apa saja.
Sekarang saya mencoba membahas judul yang
telah dibuat .............
Tidak ada komentar:
Posting Komentar