Arahan Training
Adalah suatu pedoman yang dijadikan
petunjuk atau penuntun yang menggambarkan arah yang harus dituju dalam
keseluruhan proses pertrainingan Mahasiswa Baru. Arah pertrainingan sangat erat
kaitannya dengan tujuan perkaderan, dan tujuan OSPEK sebagai tujuan umum yang
hendak dicapai HIMAKOM merupakan titik sentral seluruh kegiatan dan usaha-usaha
HIMAKOM. Oleh karena itu tujuan OSPEK merupakan titik sentral dan garis arah
setiap kegiatan perkaderan, maka ia merupakan ukuran tau norma dari semua
kegiatan HIMAKOM.
1.
Jenis-Jenis Training
1.1.
Traning Formal
Training Formal adalah training berjenjang yang diikuti oelh
Mahasiwa Baru, dan setiap Jnejang merupakan prasyarat untuk mengikuti jenjang
selanjutnya. Training formal HIMAKOM terdiri dari : Dasar-Dasar Kemahasiswaan
I(Basic Training), Dasar-Dasar Kemahasiswaan II (Intermediate Training), Dasar-Dasar
Kemahasiswaan (Advence Training)
1.2.
Training In-Formal
Training in-formal adalah training yang dilakukan dalam rangka
meningkatkan pemahaman dan profesionalisme, kemahasiswaan, kemasyarakatan,
kepemimpinan serta keorganisasian. Training terdiri dari Bulan Baca, Diskusi,,
Pelatihan Instruktur, Latihan Khusus Keperempuanan bagi yang menyukainya,
Up-grading Materi, Pelatiahan Minat Bakat, dan lain sebagainya.
2.
Tujuan Training menurut
jenjangnya dan jenis
Tujuan training perjenjang dimaksudkan sebagi rumusan sikap,
pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki mahasiswa baru setelah mengikuti
jenjang Training Kemahasiswaan tertentu, Yakni Dasar-Dasar Kemahasiswaan I, II,
dan III. Sedangkan tujuan menurut jenis adalah rumusan sikap, pengetahuan dan
kemampuan mahasiswa baru, bauk kemampuan intelektualitas maupun kemampuan
keterampilan setelah mengikuti traning atau pelatiahan tertentu yakni berupa
training formal dan informal.
2.1.
Tujuan Training Formal
2.1.1 Dasar-Dasar Kemahasiswaan I
“Terbinanya
kepribadian yang berkualitas akademis, sadar akan fungsi peranannya dalam
bermasyarakat serta hak dan kewajibannya sebagai kader umat dan kader bangsa.”
2.1.2 Dasar-Dasar Kemahasiswaan II
“Terbinannya kader yang mempunyai
kemampuan intelektual dan mampu mengelola HIMAKOM serta berjuang untuk
meneruskan dan mengembannya”
2.1.3 Dasar-Dasar Kemahasiswaan III
“terbinanya kader pemimpin yang
mampu menterjemahkan dan mentransformasikan pemikiran konsepsional secara
professional dalam gerak perubahan social”
2.2.
Training In-formal
“Terbinanya kader yang memiliki skill dan profesionalisme dalam
bidang manajerial, keinstrukturan, keorganisasian, kepemimpinan dan kewirausahaan
dan profesiaonalisme lainnya.”
3.
Target Training
Perjenjang
3.1.
Orientasi Mahasiswa
Komunikasi I
- Memiliki kesadaran menjalankan keilmuannya dalam kehidupan sehari-hari
- Mampu meningkatkan kemampuan akademis
- Memiliki kesadaran akan tanggung jawab keumatan dan kebangsaan
- Memiliki kesadaran berorganisasi
3.2.
Orientasi Mahasiswa
Komunikasi II
·
Memiliki kesadaran intelektual
yang kritis, dinamis, progresif, inovatif
- Memiliki kemampuan manajerial
- Memiliki kepekaan terhadap aspek-aspek kehidupan dan nrma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
- Memiliki kepekaan terhadap dasar-dasar metodelogi ilmu sehingga mampu mengembangkan ilmu komunikasi.
3.3.
Orientasi Mahasiswa
Komunikasi III
- Memiliki kemampuan kepemimpinan yang amanah serta mampu menterjemahkan dan mentransformasikan pemikiran konsepsional dalam dinamika perubahan sosial.
- Memiliki Kemampuan mentransformasikan pemikiran konsepsional yang sesuai dengan realitas yang ada dan tidak mengada-ada realitas (hyperealitas).
- Memiliki kemampuan menganalisa fenomena sosial politik yang dipenuhi dengan permainan tanda-tanda semu.
Manajemen Training
1.
Methode Penerapan
Kurikulum
Kurikulum
yang terdapat dalam pedoman merupakan penggambaran tentang methode dari
training. Oleh sebab itu penerapan dari kurikulum adalah erat hubungannya
dengan masalah yang menyangkut methode-methode yang dipergunakan dalam
training. Demikian pula materi training memiliki keterpaduan dan kesatuan
dengan methode yang ada dalam jenjang training. Dalam hal ini, untuk penerapan
kurikulum training ini perlu diperhatikan beberapa aspek.
1.1.
Penyusunan jadwal materi
training. Jadwal taining adalah sesuatu yang merupakan gambaran tentang isi dan
bentuk-bentuk training. Oleh sebab itu perumusan jadwal training hendaknya
menyangkut masalah-masalah:
·
Urutan materi hendaknya dalam
penyusunan suatu training perlu diperhatikan urutan-urutan tiap-tiap materi
yang harus memiliki koleraaasi dan tidak berdiri sendiri (Asas Integratif).
Dengan demikian materi-materi yang disajikan dalam training selalu mengenal
prioritas dan berjalan secara sistematis dan terarah, karena dengan cara
seperti itu akan menolong peserta dapat memahami materi dalam training secara
menyeluruh dan terpadu.
- Materi dalam jadwal training harus selalu disesuaikan dengan jenis jenjang Training.
1.2.
Cara atau bentuk penyampaian
materi training. Cara penyampaian materi-materi training adalah gabungan
anatara ceramah dan diskusi/dialog. Semakin tinggi tingkatan suatu training
atau semakin tinggi tingkat kematangan peserta training, maka semakin banyak
forum-forum komunikasi idea (dialog/diskusi). Suatu Materi harus disampaikan
secara diskutif, artinya instruktur bersama master of training berusaha
memberikan kesempatan-kesempatan.
1.3.
Adanya penyegaran kembali dalam
pengembangan gagasan-gagasan kreatif dikalangan anggota trainer; Forum training
sebagai penyegar gagasan trainers, sedapat mungkin dalam forum tersebut tenaga
instruktur dan master of training merupakan pioneer dalam gagasan kreatif.
Meskipun gagasan-gagasan dan problea-problema yang disajikan dalam forum belum
sepenuhnya ada penyelesaian secara sempurna. Untuk menghindari pemberian materi
secara indoktrinatif dan absolustik maka penyuguhan materi hendaknya di
targetkan pada pemberian alat-alat ilmu pengetahuan secara elementer. Dengan
demikian pengembangan kreasi dan gagasan lebih banyak diberikan pada trainers.
1.4.
Usaha menimbulkan kegairahan
(motivasi) antara sesame unsure individu dalam forum training; untuk
menumbuhkan kegairahan dan suasana dinamik dalam training, maka forum semacam
itu hendaknya merupakan bentuk dinamika group. Karena itu forum training harus
mampu memberikan “chalange” dan menumbuhkan respon yang sebesar-besarnya. Hal
ini dapat dilaksanakan oleh instruktur, asisten instruktur dan master of
training.
1.5.
Terciptanya kondisi-kondisi
yang equal (setara) antara sesame unsure individu dalam forum training;
menciptakan kondisi equal antara segenap unsure dalam training berarti
mensejajarkan dan menyetarakan semua unsure yang ada dalam training. Problem
yang dihadapi adanya kenyataan-kenyataan “kemerdekaan individu” dengan
mengalami corak yang lebih demokratis. Dengan demikian pula perbedaan secara
psikologis unsure-unsur yang ada akan lebih menipis disebabkan hubungan satu
dengan lainnya diwarnai dengan hubungan kekeluargaan antara senior dan yunior.
1.6.
Adanya keseimbangan dan
keharmonisan antara methode training yang dipergunakan dalam tingkat-tingkat
training; keseimbangan dan keharmonisan dalam methode training yakni adanya
keselarasan tujuan OSPEK dan target yang akan dicapai dalam suatu training. Meskipun
anatr jenjang/forum training memiliki pebedaan-perbedaan karena tingkat
kematangan peseta sendiri.
2.
Kurikulum Training
2.1.
Materi Training
Kemahasiswaan I
Jenjang :
Training
Kemahasiswaan I
|
Materi :
Sejarah
Perjuangan Mahasiswa
|
Alokasi Waktu
:
3 Jam
|
Tujuan Pembelajaran Umum
Peserta
dapat memahami sejarah dan dinamika
Perjuangan Mahasiswa
Tujuan Pembeelajaran Khusus
- peserta dapat menjelaskan latarbelakang mahasiswa
- peserta
Metode :
Ceramah, Tanya
jawab, diskusi
Evaluasi :
Memberikan test
objektif/subjektif dan penuigasan dalam bentuk resume
Jenjang :
Training
Kemahasiswaan I
|
MATERI :
Semiotika I
|
ALOKASI WAKTU
:
3 JAM
|
Tujuan pembelajaran Umum
Peserta dapat
memahami latar belakang Perumusan dan kedudukan semiotika serta substansi
materi secara garis besar
Tujuan pembelajaran khusus
- Peserta dapat menjelaskan sejarah Perumusan Semiotika dan kedudukannya sebagai disiplin ilmu
Jenjang :
Training
Kemahasiswaan I
|
Materi :
Management
Kepemimpinan
|
Alokasi Waktu
:
3 Jam
|
Tujuan Pembelajaran Umum
Peserta dapat memahami
pengertian, dasar-dasar, sifat dan fungsi kepemimpinan, dan manajemen
Tujuan Pembelajaran Khusus
1.
Peserta mampu menjelaskan
pengertian dasar-dasar fan sifat serta fungsi kepemimpinan
2.
Peserta mampu menjelaskan
pentingnya fungsi kepemimpinan dan manajeman dalam organisasi
3.
Peserta dapat menjelaskan dan
mengapresiasikan kharakteristik kepemimpinan dalam sudut mana pun.
Metode :
Ceramah,
diskusi, Tanya jawab, studi kasus, simulasi
Evaluasi :
Test
Partisipatif, test Objektif/subjektif
Jenjang :
Training Kemahasiswaan
I
|
Materi :
Filsafat Ilmu
|
Alokasi Waktu
;
4 jam
|
Tujuan Pembelajaran Umum
Peserta dapat
memahami pengertian, kegunaan akal dgan akal bias mencari kebenaran
Tujuan Pembelajaran Khusus
2.2.
Materi Orientasi
Mahasiswa Komunikasi II
Jenjang :
Training
kemahasiswaan II
|
Materi :
Teori-teori
Perubahan Sosial
|
Alokasi Waktu
:
4 jam
|
Tujuan Pembelajaran Umum
Peserta dapat
memahami dan menjelaskan tentang perubahan social
Tujuan Pembelajaran Khusus
1.
peserta dapat menjelaskan
teori-teori perubahan sosial
2.
peserta dapat menjelaskan dan
merumuskan tentang perubahan sosial.
Metode :
Ceramah,
diskusi, studi kasus
Evaluasi :
Test
objektif/subjektif, penugasan dengan menganalisa kasus sosial.
Jenjang :
Training
Kemahasiswaan II
|
Materi :
Manajemen
Kepemimpinan
|
Alokasi waktu
:
3 jam
|
Tujuan Pembelajaran Umum
Peserta dapat
memahami dan meiliki kedalaman pengetahuan tentang manajeman dan kepemimpinan
Tujuan Pembelajaran Khusus
1.
Peserta memiliki kedalaman
pengetahuan dalam kepemimpinan, manajeman dan organisasi
2.
Peserta dapat merumuskan serta
merencanakan pelaksanaan Manajemen Kepemimpinan
Metode :
Ceramah,
diskusi, Studi Kasus
Evaluasi :
Test objektif,
subjektif, analisis kasus
2.3.
Materi Orientasi
Mahasiswa Komuikasi III
3.
Metode Training
4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar