melewati terang gelap hidup bersamamue selamanya
Tak lupa ku doakanmu disetiap hamparan rumah tanpa atap
Sehingga dapat kuukirkan dirimu diangkat,
Meski aku tuk belajar banyak menjadikan kita tenang tentram bersama,
Dan Tuhan tahu kita layak menerimanya
Saling merindukan sebagai pasangan impian
Karena tak menjadi seseorang yang pergi begitu saja
Terpenjara dalam gelap,
Untuk itu ku doakanmu disetiap hamparan rumah tanpa atap
Sehingga dapat ku sampaikan di sepertiga malam,dengan dirimu bersama hingga SurgaNya
Agar Tuhan tahu kamu berarti untukku.
WMA, 31 Des 2018
Jumat, 25 Januari 2019
Rabu, 05 September 2018
Furqon siapa dan mana?
Oleh : Wendi Maulana Akhirudin
Suatu
ketika nashrudin di angkat menjadi hakim pendamping, pada suatu ketika ada
seorang kakek melaporkan sebuah kasus kepada hakim ketua bahwa di rumahnya
terjadi perampokan. Lalu si kakek pemilik rumah itu menceritakan kejadiannya.
“Pada waktu itu saya sedang berkebun di rumah saya, lalu terdengar benda
terjatuh didalam rumah. Nah ketika saya masuk kedalam rumah ada beberapa benda
berserakan dan saya melihat beberapa orang berlari karena melihat saya masuk
rumah. Dan saya mendengar salah satu perampok itu menyebut-nyebut nama furqon.”
“furqon....?”
hakim mengucapkan. akan tetapi si hakim tampak kebingungan karena begitu banyak
furqon di negeri ini karena namanya pun furqon al haddad. ”masa aku nanti
dituduh merampok” gumam hakim itu dalam hatinya.
“Baiklah
serahkan kasus ini ke hakim pendamping, yang akan memutuskan karena aku pun
harus diperiksa karena aku sendiri bernama furqon, setelah itu tangkap semua
furqon dinegeri ini dan sidang dilanjutkan esok hari setelah seluruh furqon
tertangkap” ucap hakim ketua. Kemudian hakim ketua memasuki ruangannya kemudian
menanggalkan baju hakimnya dan memasuki ruang penahanan.
Keesokan
harinya kakek itu datang kembali ke ruang pengadilan setelah mendapatkabar
bahwa seluruh furqon ditangkap. Maka bagian humas membawa kakek itu kepada
Nahsrudin sesuai perintah hakim ketua tersebut.
Nashrudin,
sang hakim pendamping, mendengarkan semua pengaduannya. Setelah itu ia berkata
“Kumpulkan seluruh Furqon itu di ruangan ini dan bariskan” sesaat semuanya di
kumpulkan Nashrudin kaget melihat hakim ketua turut berbaris. Lalu Nashrudin
menghampiri hakim ketua tersebut dan berkata “ kenapa anda berada
ditengah-tengah barisan ini wahai hakim ketua” lalu hakim ketua itu berkata
“karena namaku sendiri furqon, jadi aku menyerahkan sendiri untuk di tangkap”
kemudian
Nashrudin mengintograsi mereka satu persatu dan hasilnya nihil karena tidak ada
satu pun yang mengakuinya telah merampok di rumah kakek tersebut termasuk haki
mketua tadi. Nashrudin menghampiri si kakek dan berkata “hai kakek seperti apa
rupanya karena tidak ada satupun yang mengakuinya” dan si kakek menjawab “aku tidak tahu persis rupanya tapi
yang jelas aku mendengar salah satu temannya memanggil nama furqon”
Nahsrudin
berpikir sejenak karena kebingungan, setelah mendapatkan idenya dan ia berkata
”Baiklah tunggu sejenak saya akan membawa furqon mungkin saja dapat membantu
dan mungkin juga termasuk pelakunya yang disebut si kakek, karena dia tinggal
di rumah saya” lalu si Nashrudin keluar ruang sidang untuk kerumahnya.
Dan
Nashrudin kembali sambil membawa semacam buku atau kitab. Lalu di tempatkan
buku itu di kursi intograsi. Dan orang didalam itu bertanya kepada Nashrudin
“wahai hakim mana si furqon itu?” lalu Nashrudin menjawab “inilah furqon yang
aku maksud, karena si furqon ini telah hidup berabad-abad lalu dan Dia inilah
yang membuatku tenang dan menjawab semua persoalan hidupku, Dia pun Imam dalam
hidupku sebagai salah satu rukun yang harus aku yakini dalam agamaku dan mungkin saja dia yang disebut oleh
perampok itu” dan seluruh isi ruang sidang tampak kebingungan. Lalu Nasrudin
berkata “kaukah yang mermpok rumah kakek itu?” semua semakin kebingungan lalu
si kakek bertanya kepada si Nashrudin “Apakah kau mau mempermainkan saya dan
ruang sidang ini wahai hakim karena kitab itu takkan menjawab dan dia bukanlah
pelakunya” Nashrudin menjawab “lalu furqon siapa yang kamu maksud sedangkan kau
tidak tahu wajahnya” orang-orang pun semakin keheranan dan berpikir bahwa si
Nashrudin itu telah gila karena tidak bisa menangani kasus itu
lalu
si kakek itu berpikir sejenak kembali dan berkata ”baiklah lupakan saja kasus
ini, lagi pula ini juga salah saya karena tidak tahu persis furqon itu seperti
apa hanya mendengar nama saja yang disebut” lalu Nashrudin berkata “baiklah
jika memang itu menjadi keputusanmu wahai kakek, maka dengan ini kasus ini saya
tutup” semua bergembira meski ada sedikit kesal kepada si kakek. Tapi di tengah
kerumunan ada salah satu pemuda terdiam dan bercucuran keringat lalu berdiri
sambil berkata dengan lantang “akulah si furqon yang dimaksud oleh si kakek!”
lalu
di tangkaplah pemuda tersebut dan semua keluar ruang sidang yang tinggal
didalam itu hanya pemuda tersebut si kakek, Nashrudin dan hakim ketua yang
kembali memakai kembali baju hakimnya.
Dan
Nashrudin bertanya kepada pemuda tersebut “ kenapa kamu merampok kakek
tersebut?”
pemuda
itu menjawab “karena aku tidak memiliki pekerjaan lain selain merampok, karena
saya mendengar bahwa kakek itu orang yang kikir, dan iri hati maka tempat yang
pas untuk di rampok”
Nashrudin
sambil berpikir “oh begitukah...?? tapi karena kamu bersalah kamu harus saya
tangkap berdasarkan hukum yang berlaku”
Tapi
kakek itu berkata “saya maafkan pemuda itu karena pengakuannya, setelah
mendengar ceritanya dan saya pun tidak meminta apapun dari pemuda itu”
Nashrudin
berkata ”baiklah jika memang itu menjadi keputusanmu, berarti sidang ini di
tutup dan sesudah itu saya akan bertanya kepadamu wahai hakim ketua kenapa kamu
mau turut atau mengajukan diri untuk ditahan, dan kau wahai furqon kenapa kau
mengakuinya bahwa kau permpoknya padahal bisa saja kau keluar sidang tadi
setelah kasus itu akan ditutup, dan kakek kenapa kamu memaafkannya padahal bisa
saja pemuda saya hukum qishash”
lalu
hakim ketua menjawab pertanyaan itu “Wahai Nashrudin karena aku tak ingin tak
ada lagi lelaki sejati yang yang bersedia di hakimi karena persoalan karena
kesamaan namanya dengan yang lainnya, dan juga kalaupun saya bersalah tidak ada
lagi yang berlindung dibalik kekuasaannya.maka dari itu saya mengajukan diri
untuk diperiksa” dan pemuda itupun berkata “kenapa saya mengakui perbuatan
saya, karena saya takut suatu hari tidak ada lagi yang berjiwa kesatria yang
berani mempertanggungjawabkan perbuatannya di kalangan umat Muhammad SAW. Dan
kakek itu berkata “wahai hakim karena saya tidak ada yang lebih utama dari
memberi maaf di kala mampu. Ini saya lakukan agar orang tidak mengatakan bahwa
tidak ada lagi orang berjiwa besar yang mau memaafkan saudaranya di kalangan
umat Muhammad Saw bahkan saya akan memperkerjakan pemuda itu di kebun saya tapi
harus saya luruskan bahwa saya tidak terlalu iri hati kepada orang lain bahkan
saya selalu berderma pada waktunya dan di kala saya mampu”
lalu
semua bertanya kepada Nashrudin “ kenapa kamu membawa Kitab-Kitab itu kemari”
dan
Nashrudin menjawab “saya tidak ingin bahwa tak ada lagi di kalangan umat
Muhammad Saw ketika memecahkan masalah dan tak memiliki titik temu tidak
kembali kepada Al Quran dan Assunah(Hadist) makanya saya serahkan kembali
kepada Al Quran dan Hadist”
Menjaga Lisan
Assalamualaikum Wr. Wb.
MENJAGA LISAN
Dalam perspektif Islam, komunikasi merupakan bagian yang tak terpisahkan
dalam kehidupan manusia karena segala gerak langkah kita selalu disertai dengan
komunikasi. Komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi yang islami, yaitu
komunikasi berakhlak al-karimah atau beretika. Komunikasi yang berakhlak
al-karimah berarti komunikasi yang bersumber kepada Al-Quran dan hadis
(sunah Nabi).
Dalam Al-Qur’an dengan sangat mudah kita menemukan contoh kongkrit bagaimana Allah
selalu berkomunikasi dengan hamba-Nya melalui wahyu. Untuk
menghindari kesalahan dalam menerima pesan melalui ayat-ayat tersebut, Allah
juga memberikan kebebasan kepada Rasulullah untuk meredaksi wahyu-Nya melalui
matan hadits. Baik hadits itu bersifat Qouliyah (perkataan), Fi’iliyah
(perbuatan), Taqrir (persetujuan) Rasul, kemudian ditambah lagi dengan lahirnya
para ahli tafsir sehingga melalui tangan mereka terkumpul sekian banyak
buku-buku tafsir.[1] Penerapan komunikasi islam terdapat
dalam ayat-ayat Al-Qur’an seperti QS An-Nahl: 125, QS Al-Baqarah: 83, QS Ali
Imran: 154, QS An-Naba’: 2-3, QS Al-Furqan: 63, QS Fussilat: 33, QS An-Nisaa:
154, QS Al-‘Ankabuut: 460 dan masih banyak lagi lainnya. Ayat-ayat diatas
memberikan penegasan tentang esensi (hakikat) komunikasi islam sampai kepada
tahap pelaksanaannya.
Selain itu,
kita mendapati Rasulullah SAW dalam berkomunikasi dengan keluarga, sahabat dan
umatnya. Komunikasi beliau sudah terkumpul dalam ratusan ribu hadits yang menjadi
penguat, penjelas Al Qur’an sebagai petunjuk bagi kehidupan umat manusia.
Didalam hadits, ditemukan prinsip-prinsip etika komunikasi, bagaimana
Rasulullah saw mengajarkan berkomunikasi kepada kita. Misalnya, pertama, qulil haqqa walaukana murran (katakanlah
apa yang benar walaupun pahit rasanya). Kedua, falyakul khairan au liyasmut (katakanlah bila benar kalau tidak
bisa,diamlah). Ketiga, laa takul qabla
tafakur (janganlah berbicara sebelum berpikir terlebih dahulu). Keempat,
Nabi menganjurkan berbicara yang
baik-baik saja, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya,
“Sebutkanlah apa-apa yang baik mengenai sahabatmu yang tidak hadir dalam
pertemuan, terutama hal-hal yang kamu sukai terhadap sahabatmu itu sebagaimana
sahabatmu menyampaikan kebaikan dirimu pada saat kamu tidak hadir”. Kelima,
selanjutnya Nabi saw berpesan, “Sesungguhnya
Allah tidak suka kepada orang-orang…yaitu mereka yang menjungkirkan-balikkan
fakta (fakta) dengan lidahnya seperti seekor sapi yang mengunyah-ngunyah rumput
dengan lidahnya”. Pesan Nabi saw tersebut bermakna luas bahwa dalam
berkomunikasi hendaklah sesuai dengan fakta yang kita lihat, kita dengar, dan
kita alami. [2]
Etika bertuturkata atau biasa disebut
ada 6 jenis gaya bicara atau pembicaraan (qaulan)
yaitu:
1.
Qaulan Sadidan (perkataan
benar, lurus, jujur)
Kata “qaulan sadidan” disebut dua kali dalam Al-Qur’an. Pertama, Allah
menyuruh manusia menyampaikan qaulan
sadidan dalam urusan anak yatim dan keturunan, terdapat dalam Firman Allah
QS An-Nisa ayat 9 :
وَلْيَخْشَ
الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ
فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا
Artinya: “Dan hendaklah takut
(kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang
lemah dibelakang mereka, yang mereka khawatirkan terhadap
(kesejahteraannya)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah
dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar (qaulan sadidan)”.
Apa arti qaulan
sadidan? Qaulan sadidan artinya pembicaraan yang benar, jujur,
(Picthall menerjemahkannya “straight to
the point”), lurus, tidak bohong, tidak berbelit-belit. Prinsip komunikasi
yang pertama menurut Al-Quran adalah berkata yang benar. Ada beberapa makna
dari pengertian yang benar :
-
Sesuai
dengan kriteria kebenaran
Arti pertama benar adalah sesuai dengan kebenaran.
Dalam segi substansi mencakup faktual, tidak direkayasa atau dimanipulasi.
Sedangkan dari segi redaksi, harus menggunakan kata-kata yang baik dan benar,
baku dan sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku.
Buat kita orang islam, ucapan yang benar tentu ucapan
yang sesuai dengan Al-Qur’an, As-Sunnah, dan ilmu. Jadi, kalau kita sedang
berdiskusi dalam perkuliahan maupun organisasi harus merujuk pada Al-Qur’an,
petunjuk dan ilmu. Al-Qur’an mentindir keras orang-orang yang berdiskusi tanpa
merujuk kepada ketiganya, ini ada dalam QS Luqman ayat 20.
-
Tidak bohong
Arti kedua dari qaulan
sadidan adalah ucapan yang jujur, tidak bohong. Nabi Muhammad saw bersabda:
“Jauhi dusta karena dusta membawa kamu pada dosa, dan dosa membawa kamu pada
neraka. Lazimlah berkata jujur, karena jujur membawa kamu kepada kebajikan,
membawa kamu pada surga.” Meskipun kepada anak-anak kita tidak dianjurkan
berbohong kepada mereka, bahkan seharusnya kita mengajarkan kejujuran kepada
mereka sejak dini.
2.
Qaulan Balighan (perkataan yang
membekas pada jiwa, tepat sasaran, komunikatif, mudah mengerti)
Ungkapan ini terdapat dalam QS An-Nisa
ayat 63 yang berbunyi:
أُولَئِكَ
الَّذِينَ يَعْلَمُ اللَّهُ مَا فِي قُلُوبِهِمْ فَأَعْرِضْ عَنْهُمْ وَعِظْهُمْ
وَقُلْ لَهُمْ فِي أَنْفُسِهِمْ قَوْلا بَلِيغًا
Artinya: “Mereka itu adalah
orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. karena itu
berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah
kepada mereka Qaulan Baligha –perkataan yang berbekas pada jiwa mereka”.
Kata “baligh” dalam bahasa arab
artinya sampai, mengenai sasaran atau mencapai tujuan. Apabila dikaitkan dengan
qaul (ucapan atau komunikasi),
“baligh” berarti fasih, jelas maknanya, terang, tepat menggunakan apa yang dikehendaki. Oleh karena itu prinsip qoulan balighan dapat diterjemahkan
sebagai prinsip komunikasi yang efektif.
3.
Qaulan Masyura (perkataan yang
ringan)
Dalam komunikasi, baik lisan maupun
tulisan, mempergunakan bahasa yang mudah, ringkas dan tepat sehingga mudah
dicerna dan dimengerti. Dalam Al-Qur’an ditemukan istilah qaulan maisura yang
merupakan salah satu tuntunan untuk melakukan komunikasi dengan mempergunakan
bahasa yang mudah dimengertidan melegakan perasaan.[3]
Dalam Firman Allah dijelaskan:
وَإِمَّا
تُعْرِضَنَّ عَنْهُمُ ابْتِغَاءَ رَحْمَةٍ مِنْ رَبِّكَ تَرْجُوهَا فَقُلْ لَهُمْ
قَوْلا مَيْسُورًا
Artinya:
“Dan jika kamu berpaling dari mereka
untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada
mereka ucapan yang pantas”. (QS. Al-Israa’: 28)
Maisura seperti yang terlihat pada ayat
diatas sebenarnya berakar pada kata yasara, yang secara etimologi berarti mudah
atau pantas. Sedangkan qaulan maisura menurut Jalaluddin Rakhmat, sebenarnya
lebih tepat diartikan “ucapan yang menyenangkan,” lawannya adalah ucapan yang
menyulitkan. Bila qaulan ma’rufa berisi petunjuk via perkataan yang baik,
qaulan maisura berisi hal-hal yang menggembirakan via perkataan yang mudah dan
pantas.[4]
4.
Qaulan Layyina (perkataan yang
lemah lembut)
Perintah
menggunakan perkataan yang lemah lembut ini terdapat dalam AlQur’an:
فَقُولا لَهُ
قَوْلا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَى
Artinya:
”Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya
dengan kata-kata yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut". (Thaahaa:44).
Ayat di atas
adalah perintah Allah SWT kepada Nabi Musa dan Harun agar berbicara
lemah-lembut, tidak kasar, kepada Fir’aun. Dengan Qaulan Layina, hati
komunikan (orang yang diajak berkomunikasi) akan merasa tersentuh dan jiwanya
tergerak untuk menerima pesan komunikasi kita.
Dari ayat
tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Qaulan Layina berarti
pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan penuh
keramahan, sehingga dapat menyentuh hati maksudnya tidak mengeraskan suara,
seperti membentak, meninggikan suara. Siapapun tidak suka bila
berbicara dengan orang-orang yang kasar. Rasullulah selalu bertutur kata dengan lemah lembut, hingga setiap kata yang beliau ucapkan sangat menyentuh
hati siapapun yang mendengarnya. Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, yang
dimaksud layina ialah kata kata sindiran, bukan dengan kata kata terus
terang atau lugas, apalagi kasar.
5.
Qaulan Karima (perkataan yang
mulia)
Islam
mengajarkan agar mempergunakan perkataan yang mulia dalam berkomunikasi kepada
siapapun. Perkataan yang mulia ini seperti terdapat dalam ayat AlQur’an (QS. Al Isra’ ayat 23) yaitu:
وَقَضَى
رَبُّكَ أَلا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا إِمَّا
يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ أَحَدُهُمَا أَوْ كِلاهُمَا فَلا تَقُلْ لَهُمَا
أُفٍّ وَلا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَهُمَا قَوْلا كَرِيمًا
Artinya: “Dan Tuhanmu telah
memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik
kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai
berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau
mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan jangan engkau membentak keduanya
dan ucapkanlah kepada keduanya perktaan yang baik”.
Dengan
penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa qaulan karimah adalah perkataan yang mulia,
dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan
bertatakrama. Dalam konteks jurnalistik dan penyiaran, Qaulan Karima
bermakna mengunakan kata-kata yang santun, tidak kasar, tidak vulgar, dan
menghindari “bad taste”, seperti jijik, muak, ngeri, dan sadis.
6.
Qaulan Ma’rufa (perkataan yang
baik)
Qawlan
ma’rufa dapat diterjemahkan dengan
ungkapan yang pantas. Kata ma’rufa berbentuk isim maf’ul yang berasal dari
madhinya, ’arafa. Salah satu pengertian mar’ufa secara etimologis
adalah al-khair atau al-ihsan, yang berarti yang baik-baik. Jadi qawlan
ma’rufa mengandung pengertian perkataan atau ungkapan yang baik dan pantas.[5]
Kata Qaulan
Ma`rufa disebutkan Allah dalam QS An-Nissa ayat 5 dan 8, QS Al-Baqarah
ayat 235 dan 263, serta Al-Ahzab ayat 32. Berikut ini Sabda Allah QS Al-Ahzab
ayat 32 ialah:
يَا نِسَاءَ النَّبِيِّ لَسْتُنَّ
كَأَحَدٍ مِنَ النِّسَاءِ إِنِ اتَّقَيْتُنَّ فَلا تَخْضَعْنَ بِالْقَوْلِ
فَيَطْمَعَ الَّذِي فِي قَلْبِهِ مَرَضٌ وَقُلْنَ قَوْلا مَعْرُوفًا
Artinya: “Hai isteri-isteri
Nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka
janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada
penyakit dalam hatinya] dan ucapkanlah Qaulan Ma’rufa –perkataan yang baik.”
Allah
menciptakan segala sesuatu di dunia ini sangat sempurna saking sempurnanya
tidak satu biji zahro pun luput dari penglihatannya, contoh kecil apa yang ada
di dalam tubuh kita meski tidak terlihat tapi bagian tersebut bisa merasakan
apa itu manis, pahit asin atau hambar karena apa yang kita rasakan pertama pun
itu sesuatu hal yang baik yang sudah ada jatah atau disiapkan sejak dari
kandungan dan pada saat dilahirkan oleh Allah yaitu Air Susu, meski tertutup
oleh mulut dan tak bertulang Lidah memiliki begitu banyak fungsinya seperti
yang kita rasakan saat ini.
Lidah seseorang
atau disebut juga lisan sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia. Namun
ucapan-ucapan yang tidak sesuai dengan tutur kata atau etika komunikasi akan
mendatangkan konsekuensi bagi yang mengucapkannya baik itu disadari atau tanpa
ia sadari.
Hal ini telah
kita lihat atau dengar yang kasus akibat penistaan agama plt gubernur basuki
cahaya purnama atau ahok dia dengan tegas mengucapkan beberapa kalimat yang
tidak pantas di beberapa media massa (televisi) meski itu ungkapan politis atau
pun perkatan emosional.
Ada
larangan-larangan yang perlu diketahui dan ini pun yang tidak diketahui oleh
ahok :
-
Larangan Memaki Orang Islam Tanpa Haq
(Kebenaran)
-
Larangan Menyelidiki Kesalahan
Orang Serta Mendengarkan
Pada Pembicaraan Yang Orang Ini Benci Kalau la Mendengarnya
-
Larangan menyakiti
Allah
Ta'ala berfirman:
"Dan orang-orang yang menyakiti
orang-orang mu'min, lelaki atau perempuan, tanpa adanya sesuatu yang mereka lakukan, maka orang-orang yang menyakiti itu menanggung
kebohongan dan dosa yang nyata." (al-Ahzab: 58)
Karena dengan kasus penistaan agama ini
semakin membuka lebar peluang kejahatan yang ada di antara sesama kita maupun
sesama orang islam (muslim). Kejahatan apakah itu dunia maya (cyberbullying).
Kejahatan
dunia maya atau Cyberbullying memang sudah ada sejak lama kejahatan dunia
maya sebetulnya segala bentuk kekerasan yang dialami anak atau remaja dan
dilakukan teman seusia mereka melalui dunia cyber atau internet. Cyber bullying
adalah kejadian manakala seorang anak atau remaja diejek, dihina, diintimidasi,
atau dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui media internet, teknologi
digital atau telepon seluler.
Cyber bullying
dianggap valid bila pelaku dan korban berusia di bawah 18 tahun dan secara
hukum belum dianggap dewasa. Bila salah satu pihak yang terlibat (atau
keduanya) sudah berusia di atas 18 tahun, maka kasus yang terjadi akan
dikategorikan sebagai cyber crime atau cyber stalking (sering juga disebut cyber
harassment).
hal apa yang
perlu di lakukan seseorang atau seorang muslim adalah ketika mengalami
kesulitan, kebuntuan dan ketika hawa nafsu berada
Anas r.a.: Sekarang banyak diantaramu lakukan
perbuatan dan dianggap biasa-biasa, tetapi pada masa Rosul perbuatan itu adalah
nerusak agama (BUKHORI)
Sebagai penutup
sekaligus doa yang saya kutip dari surat al mai’dah ayat 114 “......ya tuhan
kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan
menjadi hari raya bagi kami, yaitu bagi orang-orang yang sekarang bersama kami
maupun yang datang setelah kami dan menjadi tanda kekusaan engkau; berilah kami
rezeki, dan engkaulah sebaik-baik pemberi rezeki.”
Sumber :
https://www.academia.edu/11167050/ETIKA_KOMUNIKASI_DALAM_PERSPEKTIF_ISLAM
Kajian subuh di
mesjid al muhajirin mengenai bab larangan kitab Riyadus-Shalihin
https://almanhaj.or.id/3197-menjaga-lisan-agar-selalu-berbicara-baik.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Cyberbullying
http://dakwahislam.net/menjaga-lisan/
https://id.wikipedia.org/wiki/Cyberbullying
http://dakwahislam.net/menjaga-lisan/
[1]
http://follyakbar.blogspot.com/2012/11/ayat-dan-hadits-tentang-komunikasi.html diakses pada tanggal 5 Januari 2015.
[2]
http://amarsuteja.blogspot.com/2012/10/etika-komunikasi-dalam-al-quran-dan.html diakses pada tanggal 5 Januari 2015.
[3] Djamarah, Syaiful Bahri., Pola Komunikasi Keluarga Orang Tua dan Anak
dalam Keluarga, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), hlm. 110
[4] Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 91
Minggu, 10 Januari 2016
Kapan Sertifikasi Untuk Tenaga Kependidikan? dan akan adakah Ujian Kompetensi Tenaga Kependidikan?
Program sertifikasi bagi tenaga pendidik
yang selama ini digulirkan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan
kualitas pendidikan patut kita apresiasi. Meskipun demikian baik atau
tidaknya layanan pendidikan yang diberikan oleh sebuah lembaga
pendidikan tak terlepas dari kualitas para tenaga kependidikan yang
bekerja pada lembaga tersebut.
Tenaga kependidikan yang
antara lain terdiri dari staff Tata Usaha dan bendahara sekolah berperan
penting dalam menjalankan kegiatan operasional sekolah. Tata Usaha yang
sejatinya merupakan pusat data sekolah harus mampu memberikan laporan
administrasi sekolah secara cepat dan tepat. Pengolahan basis data (Database)
siswa dan guru yang jumlahnya sangat banyak sudah barang tentu
memerlukan keahlian khusus. Tugas-tugas seperti inventarisasi data guru,
data siswa dan juga rekap nilai siswa yang setiap tahun jumlahnya
bertambah sudah tidak mungkin lagi dilakukan secara manual.
Begitu pula dalam mengelola
transaksi keuangan yang dilakukan oleh bendahara sekolah sudah bukan
zamannya lagi bergantung pada program seperti Microsoft Office Excel.
Diperlukan keahlian khusus untuk membangun sebuah Sistem Informasi
Manajemen (SIM) berbasis sekolah dalam menangani berbagai tugas-tugas
sekolah khususnya yang berhubungan dengan basis data. Dengan memiliki
SDM yang mampu membangun SIM tersebut maka kebutuhan akan informasi
sekolah secara cepat dan tepat pun dapat terpenuhi yang pada akhirnya
akan mampu meningkatkan kualitas layanan pendidikan.
Meski begitu tata Usaha (Administrasi Pendidikan) adalah merupakan bagian dari manajemen bukanlah anak tiri dari dunia Pendidikan. Jika Tata Usaha terus menerus dipandang sebelah mata, atau dianak tirikan dan apalagi dianggap bukan bagian dari dunia pendidikan, maka ini pun sebagai penegasian kepada khasanah keilmuan (linier maupun non linier). kenapa begitu? berapa banyak universitas yang menyajikan kajian ilmu mengenai administrasi pendidikan atau pun manajemen pendidikan atau tata usaha, apakah diperlukan rambu-rambunya?aku pikir tidak perlu.
Berdasarkan gambaran diatas,
tak ada lagi alasan bagi pemerintah untuk tidak memberlakukan program
sertifikasi bagi para tenaga kependidikan. Program sertifikasi tersebut
diperlukan dalam rangka meningkatkan kemampuan para tenaga kependidikan
khususnya dalam bidang tata kelola administrasi dan keterampilan
mengolah data menggunakan perangkat lunak khusus untuk keperluan
sekolah.
Adapun untuk meningkatkan
keterampilan para tenaga kependidikan tersebut, pemerintah dalam hal ini
Kemendikbud hendaknya berupaya menyelenggarakan berbagai pelatihan
secara berkala yang diperuntukan khusus untuk tenaga kependidikan.
Pelatihan tersebut diperlukan untuk membantu sekolah dalam melakukan
efisiensi anggaran dalam hal pengadaan perangkat lunak pengolah data
yang biasanya disediakan oleh para konsultan yang berasal dari luar
sekolah. dan hasil berbagai pelatihan pun bisa di kopetensikan sesuai dengan indikator yang ingin dicapainya, sebagaimana tenaga pendidik dengan Ujian Kopetensi Guru(UKG).
Pemerintah memang menyediakan
perangkat lunak khusus untuk keperluan sekolah dan dibagikan secara
cuma-cuma. Namun karena kebutuhan tiap sekolah tidak sama, tak jarang
perangkat lunak tersebut hanya sekali digunakan dan setelah itu
ditinggalkan karena staff tata usaha sebagai operator tidak memiliki
keahlian untuk mengembangkan atau menyesuaikan perangkat lunak tersebut
sesuai dengan kebutuhan sekolah.
Oleh karena itu, kemampuan
untuk membangun sebuah Sistem Informasi Manajemen berbasis sekolah
adalah mutlak adanya dan program sertifikasi untuk tenaga kependidikan
adalah salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan tersebut. meski nantiny tidak lepas dari uji kopetensi untuk tenaga kependidikan. Dengan
begitu tenaga kependidikan pun memiliki kesempatan untuk mengembangkan
kemampuannya dan juga dapat memperoleh penghasilan tambahan sebagaimana
yang diperoleh oleh para tenaga pendidik.
sumber:
http://guraru.org/guru-berbagi/kapan-sertifikasi-untuk-tenaga-kependidikan/
buku Administrasi pendidikan
buku Administrasi pendidikan
Minggu, 03 Januari 2016
IT’S TIME TO THINKIT’S TIME TO THINK
Oleh : Wendi Maulana Akhirudin
Tulisan ini mungkin akan berbeda dengan apa yang akan dibahas dalam
sebuah isi cerita ini, tapi makna yang ada dalam cerita ini, mungkin sama
dengan apa yang akan diceritakan, hanya saja tinggal siapa yang menjadi pembaca
hari ini, ataupun penulis sekaligus yang dapat menentukan apa makna dari cerita
ini.
karena dunia ini tak ubahnya sebuah teks terbuka, dan manusia hidup
didalamnya sambil menafsirkan segala sesuatu, jadi tak ada yang tanpa tafsiran.
Menurut kitab suci di dunia ini penuh dengan tanda-tanda yang dapat
ditafsirkan. dalam hal ini cerita ini mengisyaratkan tentang seorang pemuda, bukan
menjelaskan tentang arti dari It’s Time
To Think, dalam hal ini dalam pemaknaan kata pasti berbeda tiap orang.
seperti yang penulis lakukan atau tiap pembaca lakukan, atau mungkin ada yang
terpikir dari kata tersebut, apa yang menjadi berbeda itulah yang harus kita
sama-sama cermati.
Semistory
Ketika itu seorang pemuda yang telah lama berada di dataran dalam
suatu dasawarsa perenungan seperti yang di rasakannya, yang membuat dirinya
merasakan sesuatu yang membuat dia bermuka pucat pasi, ketika ia mengingat
kekasihnya yang pergi, pemuda tersebut melontarkan ucapan yang belum pernah ia
lontarkan :
Lihatlah aku …
aku sosok sepi sepi sehelai tirai
kecintaan yang menusuk dari punggungku
kekecewaan tak ubahnya roh yang melilitku
andai dia melihat!
rasa dinginkan kuhangatkan dalam peluk tulusku
mekarnya cinta kusinari dalam hati sanubari
ketulusan tak selamanya indah
camar melompat tanggalkan bulu rapuh
dan ketika cinta terpenggal
sisihkan perih dan
penyesalan ….!![1]
Lalu pemuda tersebut terhenti dan melihat keseberang dataran,
seakan-akan menghentikan perenungan tapi tetap saja tidak dapat menghentikan
pemuda tersebut, dan mereka menggoda dengan kekuatan magis yang mereka punya untuk
memperbudak pemuda tersebut, pemuda tersebut membalas godaan mereka, seakan-akan
pemuda itu telah tergoda walaupun memang hampir tergoda, dan pemuda itu
menjawabnya dengan melantunkan sebuah
ucapan:
sebuah perenungan
diseberang dataran cendawan
sebuah penghampaan diri
sejati yang meninggalkan nuansa jingga
dan mata batinku bentangkan
kemurnian
panorama nun jauh dibalik
jurang
kecantikan, keindahan serupa
surga
dentingan harpa lembut
datang membentangkan pujian
bagi puncak segala pesona
disitu[2]
sehingga suatu saat banyak sekali yang ia pikirkan dalam
perenungannya sampai-sampai ia terlampau jauh memikirkan hal-hal yang tidak
biasanya seorang pemuda seumurannya yang biasanya bermain dengan diperbudak
oleh sebuah Matrik[3],
dengan memikirkan hal-hal yang sangat jauh dari seusiannya. dalam hal ini
pemuda tersebut melantunkan ucapannya kembali apa yang telah dipikirkannya.
[1] AKU I di buat Lpkia tahun
1999
[2] dibuat Lpkia tahun 1999
[3] Matrik disini adalah sebuah tanad-tanda semiotik yang ada di dunia
dan ada dimana-mana.untuk lebih jelasnya baca buku posrealitas : Realitas kebudayaan dan pos metafisik.; Yasraf Amir
Piliang yang akan segera terbit. dan baca Novel Semiotic Filsatat,
Teologis, parody didalam The Name Of The
Rose: Umberco Eco
Langganan:
Postingan (Atom)