Aspirasi dari hati yang terkecil

Jumat, 11 Desember 2015

Wacana Masa Bimbingan Mahasiswa - Pola dasar Training



Arahan Training

Adalah suatu pedoman yang dijadikan petunjuk atau penuntun yang menggambarkan arah yang harus dituju dalam keseluruhan proses pertrainingan Mahasiswa Baru. Arah pertrainingan sangat erat kaitannya dengan tujuan perkaderan, dan tujuan OSPEK sebagai tujuan umum yang hendak dicapai HIMAKOM merupakan titik sentral seluruh kegiatan dan usaha-usaha HIMAKOM. Oleh karena itu tujuan OSPEK merupakan titik sentral dan garis arah setiap kegiatan perkaderan, maka ia merupakan ukuran tau norma dari semua kegiatan HIMAKOM.

1.            Jenis-Jenis Training
1.1.      Traning Formal
Training Formal adalah training berjenjang yang diikuti oelh Mahasiwa Baru, dan setiap Jnejang merupakan prasyarat untuk mengikuti jenjang selanjutnya. Training formal HIMAKOM terdiri dari : Dasar-Dasar Kemahasiswaan I(Basic Training), Dasar-Dasar Kemahasiswaan II (Intermediate Training), Dasar-Dasar Kemahasiswaan (Advence Training)

1.2.      Training In-Formal
Training in-formal adalah training yang dilakukan dalam rangka meningkatkan pemahaman dan profesionalisme, kemahasiswaan, kemasyarakatan, kepemimpinan serta keorganisasian. Training terdiri dari Bulan Baca, Diskusi,, Pelatihan Instruktur, Latihan Khusus Keperempuanan bagi yang menyukainya, Up-grading Materi, Pelatiahan Minat Bakat, dan lain sebagainya.

2.            Tujuan Training menurut jenjangnya dan jenis
Tujuan training perjenjang dimaksudkan sebagi rumusan sikap, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki mahasiswa baru setelah mengikuti jenjang Training Kemahasiswaan tertentu, Yakni Dasar-Dasar Kemahasiswaan I, II, dan III. Sedangkan tujuan menurut jenis adalah rumusan sikap, pengetahuan dan kemampuan mahasiswa baru, bauk kemampuan intelektualitas maupun kemampuan keterampilan setelah mengikuti traning atau pelatiahan tertentu yakni berupa training formal dan informal.
2.1.      Tujuan Training Formal
         2.1.1     Dasar-Dasar Kemahasiswaan I
“Terbinanya kepribadian yang berkualitas akademis, sadar akan fungsi peranannya dalam bermasyarakat serta hak dan kewajibannya sebagai kader umat dan kader bangsa.”
2.1.2    Dasar-Dasar Kemahasiswaan II
“Terbinannya kader yang mempunyai kemampuan intelektual dan mampu mengelola HIMAKOM serta berjuang untuk meneruskan dan mengembannya”
2.1.3     Dasar-Dasar Kemahasiswaan III
“terbinanya kader pemimpin yang mampu menterjemahkan dan mentransformasikan pemikiran konsepsional secara professional dalam gerak perubahan social”

2.2.      Training In-formal
“Terbinanya kader yang memiliki skill dan profesionalisme dalam bidang manajerial, keinstrukturan, keorganisasian, kepemimpinan dan kewirausahaan dan profesiaonalisme lainnya.”


3.            Target Training Perjenjang
3.1.      Orientasi Mahasiswa Komunikasi I
  • Memiliki kesadaran menjalankan keilmuannya dalam kehidupan sehari-hari
  • Mampu meningkatkan kemampuan akademis
  • Memiliki kesadaran akan tanggung jawab keumatan dan kebangsaan
  • Memiliki kesadaran berorganisasi
3.2.      Orientasi Mahasiswa Komunikasi II
·         Memiliki kesadaran intelektual yang kritis, dinamis, progresif, inovatif
  • Memiliki kemampuan manajerial
  • Memiliki kepekaan terhadap aspek-aspek kehidupan dan nrma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
  • Memiliki kepekaan terhadap dasar-dasar metodelogi ilmu sehingga mampu mengembangkan ilmu komunikasi.
3.3.      Orientasi Mahasiswa Komunikasi III
  • Memiliki kemampuan kepemimpinan yang amanah serta mampu menterjemahkan dan mentransformasikan pemikiran konsepsional dalam dinamika perubahan sosial.
  • Memiliki Kemampuan mentransformasikan pemikiran konsepsional yang sesuai dengan realitas yang ada dan tidak mengada-ada realitas (hyperealitas).
  • Memiliki kemampuan menganalisa fenomena sosial politik yang dipenuhi dengan permainan tanda-tanda semu.

Manajemen Training

1.            Methode Penerapan Kurikulum
Kurikulum yang terdapat dalam pedoman merupakan penggambaran tentang methode dari training. Oleh sebab itu penerapan dari kurikulum adalah erat hubungannya dengan masalah yang menyangkut methode-methode yang dipergunakan dalam training. Demikian pula materi training memiliki keterpaduan dan kesatuan dengan methode yang ada dalam jenjang training. Dalam hal ini, untuk penerapan kurikulum training ini perlu diperhatikan beberapa aspek.
1.1.            Penyusunan jadwal materi training. Jadwal taining adalah sesuatu yang merupakan gambaran tentang isi dan bentuk-bentuk training. Oleh sebab itu perumusan jadwal training hendaknya menyangkut masalah-masalah:
·         Urutan materi hendaknya dalam penyusunan suatu training perlu diperhatikan urutan-urutan tiap-tiap materi yang harus memiliki koleraaasi dan tidak berdiri sendiri (Asas Integratif). Dengan demikian materi-materi yang disajikan dalam training selalu mengenal prioritas dan berjalan secara sistematis dan terarah, karena dengan cara seperti itu akan menolong peserta dapat memahami materi dalam training secara menyeluruh dan terpadu.
  • Materi dalam jadwal training harus selalu disesuaikan dengan jenis jenjang Training.

1.2.            Cara atau bentuk penyampaian materi training. Cara penyampaian materi-materi training adalah gabungan anatara ceramah dan diskusi/dialog. Semakin tinggi tingkatan suatu training atau semakin tinggi tingkat kematangan peserta training, maka semakin banyak forum-forum komunikasi idea (dialog/diskusi). Suatu Materi harus disampaikan secara diskutif, artinya instruktur bersama master of training berusaha memberikan kesempatan-kesempatan.
1.3.            Adanya penyegaran kembali dalam pengembangan gagasan-gagasan kreatif dikalangan anggota trainer; Forum training sebagai penyegar gagasan trainers, sedapat mungkin dalam forum tersebut tenaga instruktur dan master of training merupakan pioneer dalam gagasan kreatif. Meskipun gagasan-gagasan dan problea-problema yang disajikan dalam forum belum sepenuhnya ada penyelesaian secara sempurna. Untuk menghindari pemberian materi secara indoktrinatif dan absolustik maka penyuguhan materi hendaknya di targetkan pada pemberian alat-alat ilmu pengetahuan secara elementer. Dengan demikian pengembangan kreasi dan gagasan lebih banyak diberikan pada trainers.
1.4.            Usaha menimbulkan kegairahan (motivasi) antara sesame unsure individu dalam forum training; untuk menumbuhkan kegairahan dan suasana dinamik dalam training, maka forum semacam itu hendaknya merupakan bentuk dinamika group. Karena itu forum training harus mampu memberikan “chalange” dan menumbuhkan respon yang sebesar-besarnya. Hal ini dapat dilaksanakan oleh instruktur, asisten instruktur dan master of training.
1.5.            Terciptanya kondisi-kondisi yang equal (setara) antara sesame unsure individu dalam forum training; menciptakan kondisi equal antara segenap unsure dalam training berarti mensejajarkan dan menyetarakan semua unsure yang ada dalam training. Problem yang dihadapi adanya kenyataan-kenyataan “kemerdekaan individu” dengan mengalami corak yang lebih demokratis. Dengan demikian pula perbedaan secara psikologis unsure-unsur yang ada akan lebih menipis disebabkan hubungan satu dengan lainnya diwarnai dengan hubungan kekeluargaan antara senior dan yunior.
1.6.            Adanya keseimbangan dan keharmonisan antara methode training yang dipergunakan dalam tingkat-tingkat training; keseimbangan dan keharmonisan dalam methode training yakni adanya keselarasan tujuan OSPEK dan target yang akan dicapai dalam suatu training. Meskipun anatr jenjang/forum training memiliki pebedaan-perbedaan karena tingkat kematangan peseta sendiri.

2.                  Kurikulum Training
2.1.            Materi Training Kemahasiswaan I

Jenjang :
Training Kemahasiswaan I
Materi :
Sejarah Perjuangan Mahasiswa
Alokasi Waktu :
3 Jam
Tujuan Pembelajaran Umum
Peserta dapat   memahami sejarah dan dinamika Perjuangan Mahasiswa

Tujuan Pembeelajaran Khusus

  1. peserta dapat menjelaskan latarbelakang mahasiswa
  2. peserta
Metode :
Ceramah, Tanya jawab, diskusi
Evaluasi :
Memberikan test objektif/subjektif dan penuigasan dalam bentuk resume

Jenjang :
Training Kemahasiswaan I
MATERI :
Semiotika I
ALOKASI WAKTU :
3 JAM
Tujuan pembelajaran Umum
Peserta dapat memahami latar belakang Perumusan dan kedudukan semiotika serta substansi materi secara garis besar

Tujuan pembelajaran khusus

  1. Peserta dapat menjelaskan sejarah Perumusan Semiotika dan kedudukannya sebagai disiplin ilmu


Jenjang :
Training Kemahasiswaan I
Materi :
Management Kepemimpinan
Alokasi Waktu :
3 Jam

Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta dapat memahami pengertian, dasar-dasar, sifat dan fungsi kepemimpinan, dan manajemen

Tujuan Pembelajaran Khusus

1.            Peserta mampu menjelaskan pengertian dasar-dasar fan sifat serta fungsi kepemimpinan
2.            Peserta mampu menjelaskan pentingnya fungsi kepemimpinan dan manajeman dalam organisasi
3.            Peserta dapat menjelaskan dan mengapresiasikan kharakteristik kepemimpinan dalam sudut mana pun.
Metode :
Ceramah, diskusi, Tanya jawab, studi kasus, simulasi
Evaluasi :
Test Partisipatif, test Objektif/subjektif

Jenjang :
Training Kemahasiswaan I
Materi :
Filsafat Ilmu
Alokasi Waktu ;
4 jam
Tujuan Pembelajaran Umum
Peserta dapat memahami pengertian, kegunaan akal dgan akal bias mencari kebenaran

Tujuan Pembelajaran Khusus



2.2.            Materi Orientasi Mahasiswa Komunikasi II

Jenjang :
Training kemahasiswaan II
Materi :
Teori-teori Perubahan Sosial
Alokasi Waktu :
4 jam

Tujuan Pembelajaran Umum
Peserta dapat memahami dan menjelaskan tentang perubahan social

Tujuan Pembelajaran Khusus

1.            peserta dapat menjelaskan teori-teori perubahan sosial
2.            peserta dapat menjelaskan dan merumuskan tentang perubahan sosial.

Metode :
Ceramah, diskusi, studi kasus
Evaluasi :
Test objektif/subjektif, penugasan dengan menganalisa kasus sosial.

Jenjang :
Training Kemahasiswaan II
Materi :
Manajemen Kepemimpinan
Alokasi waktu :
3 jam
Tujuan Pembelajaran Umum
Peserta dapat memahami dan meiliki kedalaman pengetahuan tentang manajeman dan kepemimpinan

Tujuan Pembelajaran Khusus

1.            Peserta memiliki kedalaman pengetahuan dalam kepemimpinan, manajeman dan organisasi
2.            Peserta dapat merumuskan serta merencanakan pelaksanaan Manajemen Kepemimpinan      

Metode :
Ceramah, diskusi, Studi Kasus
Evaluasi :
Test objektif, subjektif, analisis kasus


2.3.              Materi Orientasi Mahasiswa Komuikasi III


3.                  Metode Training

4.                   

DALAM RENUNGAN DAN SEBUAH ENIGMA



Oleh : Wendi Maulana Akhirudin            
Hidup kita ada pada realitas yang ada hari ini, karena terdapat sebuah teka-teki, pertanyaan yang menuntun kejalanan yang dinamakan kebenaran. Untuk mencapai kesana diperlukan perjalanan atau sebuah kegiatan mencari bukti, tanda-tanda (sign), serta melihat logika, relasi dan kausalitas di antara semuanya, sehingga sampai pada sebuah kesimpulan akhir (inference).
            Lalu hari ini pun aku berpikir bahwa kehidupan yang ada ini sepertinya berulang-ulang, karena kebudayaan yang ada masa sekarang, sependek pengetahuanku itu adalah kegiatan yang ada sejak dahulu, maksudnya kegiatan yang sekarang itu ada pada masa lalu. Dan aku terus berpikir apakah hari ini dan esok akan terus mengulang masa lalu? karena yang terlintas dalam benakku, Hidup baik harus dikejar sampai pada tingkat yang sangat kodrati. Inilah yang tersirat dari semboyan Sokrates, “hidup yang tak terperiksa tak layak dijalani” Hidup yang dipandu oleh moralitas orang kebanyakan adalah hidup yang semena-mena. dalam hal ini ketika aku terus berpikir, aku teringat akan sebuah teori yang pernah dikeluarkan oleh Einstein tentang rumusan, yang menjelaskan sebuah teori masa depannya, sebagai scenario masa depan tersebut, yaitu berupa sebuah rekaan dunia yang dilewati oleh sebuah jaringan ide yang dikotomikan secara global bahkan kini sudah menjadi realitas keseharian yang banal dalam bentuk apa yang dia kenal sekarang ini, karena hari ini pun ada pada pendaurulangan kebudayaan (recyled Culture). dan Einstain ini ingin dalam teorinya membuat sebuah mesin waktu atau apapun namanya yang dapat menembus dari masa sekarang ke masa lalu dan masa depan, dan selintas terpikir olehku bahwa hari ini sepertinya terbukti tentang keberadaan teori tersebut, walaupun yang aku lihat itu dalam bentuk-bentuk baru dan patafisik, dan hal ini mungkin telah terpikir oleh orang lain. Dari kembalinya masa lalu tersebut adalah kebudayaan yang terus berulang dengan bentuk baru, dulu biasanya kita mendengar istilah baju ini model tahun 70-an, mobilnya model sixties, atau orang itu pikirannya gaya kolonia, karena yang aku ketahui dalam segi pakaian model sekarang yang dikatakan modern itu ada sejak dulu yang pernah ada pada masa lalu atau mode yang di ambil dari masa sebelumnya, dari barang yang bisa meningkatkan kepercayaan diri dan memuaskan hasrat yang sifatnya temporer, dan mudah hilang dalam sekejap. Karena menurutku modernitas itu telah melahirkan pemahaman tentang dimensi ideologis realitas. Keyakinan baru muncul. Nalar tidak lagi diyakini mampu membawa kita pada realitas sejati. Realitas telah diputarbalikkan oleh kesadaran sosial yang semu. Paling tidak itu yang dijelaskan panjang lebar oleh Marx dalam Kitab-Kitab Suci utamanya.
            Dan dulu pun ada juga kisah tentang pembunuhan tentang anak kecil atau bayi laki-laki atau perempuan pada jaman Nabi dulu. Dan hari ini aku lihat pembunuhan itu terjadi kembali dalam bentuk baru, untuk membunuh yang generasi baru. dalam bentuk ini sepertinya aku lihat sebuah “tanda-tanda” yang telah mengkaburkan sebuah realitas, meskipun aku tahu dan melihat satu kebenaran yang dapat mengungkap itu semua, walaupun itu hanya setengahnya dari setengahnya seperdelapan satu itu sendiri, tapi kebenaran itu sendiri telah dikaburkan realitas, dan realitas itu sendiri dikaburkan oleh “tanda-tanda” lain yang mengkaburkan antara kebenaran dan kejahatan. dan itulah yang terjadi hari ini tentang pembunuhan terhadap anak laki-laki dan perempuan hari ini, otak-otak mereka, bahkan otakku sendiri pun sepertinya telah dibunuh oleh realitas yang telah dikaburkan. Apakah kalau aku terlalu berharap pada nalar. Realitas yang rasional belum tentu mencerminkan rasionalitas manusia?.
            Mereka sebagai diktetif filusuf pernah mengajak untuk selalu curiga pada pernyataan nalar modern, Mark, Niezsche dan freud. Kewaspadaan oleh mereka digeser dari realitas manusia itu sendiri. tapi apakah setiap penghukuman selalu dilacak dari sesuatu yang muncul dalam sejarah?.
            Aku pu            n mulai berpikir lagi dan mempertanyakan beberapa hal, haruskah aku mempermasalahkan ini? dan pada apa aku harus mempermasalahkan ini ? Manusiakah atau pada-Mu Tuhan. Tapi yang terlintas saat ini aku takut untuk menyalahkan-Mu Tuhan, karena kau adalah satu kebenaran hakiki yang telah mendominasi umat. Dan aku tahu, aku bukanlah diri-Mu yang serba tahu. Tapi ketika yang aku lihat mereka(manusia) telah mengkaburkan realitas hidup ini. Tapi ketika aku harus menyalahkan mereka, pada siapa aku harus menyalahkan, semuakah, atau diriku sendiri ?

Karena ada hal-hal yang disempurnakan di dalam perjalanan abad, dari khotbah-khotbah
para Rosul sampai tafsiran paus, tidak ada kemajuan, tidak ada revolusi dalam
sejarah pengetahuan, kecuali ikhtiar pengetahuan abadi yang berkelanjutan.
sehingga kekaburan sebuah Realitas hidup yang dibarengi dengan petunjuk,
bukti dan tanda-tanda yang tidak jelas meruntuhkan nilai-nilai makna kebenaran
dan keyakinan. karena ketika Firman-firman Tuhan telah muncul, kita
menyaksikanya bersama kehendak buruk kejahatan.
karena ketika ajaran suci harus dilindungi dengan kekerasan,
sampai suatu saat kesucian itu melebur menjadi kejahatan   
           
            Aku tidak tahu harus menyalahkan siapa, tapi hari ini aku takut terjebak kedalam dunia makna yang dikategorikan ke dalam “Kematian Sosial” karena aku pun terjebak dalam realitas ini, karena aku tak tahu harus menyalahkan pada siapa, atau mungkin pada-Mu lagi Tuhan, karena kau tidak peduli dengan keadaan seperti ini. Aku pun tahu diri-Mu dapat melakukan sesuatu yang dapat semua Manusia ini bisa jadikan sekumpulan debu, yang bisa terlempar oleh satu tiupan angin, tapi aku tahu kau masih memberikan sebuah kesempatan manusia untuk berpikir, karena didunia ini terdapat “tanda-tanda” kekuasaan-Mu bagi orang-orang yang berpikir. dan karena diri-Mu adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tapi yang terjadi saat ini yang disebut realitas, saat ini telah hilang karena dikaburkan oleh sesuatu. antara benar dan salah, fisik dan metafisik, fakta dan fiksi, ada dan tiada, karena sepertinya aku merasa bukan manusia lagi. Lalu siapa yang seharusnya mempertanyakan tentang ini? aku, mereka, atau kitakah?
Karena pada saat ini antara fisik maupun metafisik itu menjadi semua tak ada bedanya dipandang terbalik layaknya bayangan yang dikejar di gelapnya ruangan.

RESURE :



Oleh : Wendi Maulana Akhirudin
Saya berusaha memahami sejenak mengapa saya harus menuliskan judul diatas, kenapa bukan judul lainnya, tapi saya teringat pada tulisan Jalaludin Rahmat dalam bukunya bukunya yang menceritakan Fikri Yathir : Orang gila hal-9 yang terdapat pada cerita Sa’di dalam Gulistan, mungkin saya akan ceritakan sedikit dalam buku tersebut, yaitu:
“Telah saya dengar kisah seorang raja yang memberi isyarat untuk membunuh tawanannya. Orang malang itu, dalam keadaan putus asa, mulai mencaci-maki raja dan mengeluarkan kata-kata kotor. Bak pepatah: siapa saja yang membersihkan tangan kehidupan, semua yang ada dalam hatinya ia ungkapkan.
Dalam bahaya, ketika kamu tak mungkin meloloskan diri
Tanganmu akan nekad memegang ujung pedang yang tajam
Jika orang putus asa, lidahnya akan panjang
Seperti kucing, yang menyerang anjing yang mengalahkannya
Raja bertanya: ‘Apa katanya?’ Salah seorang menteri yang baik budi berkata: ‘Baginda Tuhan bersabda: Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan manusia.’ Raja jatuh iba kepada orang itu dan tidak jadi membunuhnya. Menteri yang lain, saingan menteri yang tadi, berkata :’Orang seperti kita hanya boleh berkata yang benar di hadapan raja. Orang ini telah mencacinya.’ Mendengar perkataan itu, raja gusar dan berkata:’kebohongan yang dia ucapkan. Karena dia mengucapkannya dengan maksud baik dan kamu mengucapkannya dengan niat buruk.’ Orang bijak berkata: “Kebohongan yang mendatangkan kebaikan, lebih baik dari kebenaran yang membawa keburukkan.”
Sejak itu saya teringat pada tulisan yang terdapat buku tersebut, sehingga saya sendiri bingung harus seperti apa tulisan ini saya buat. Saya merasa tidak punya bahan yang bagus untuk dituliskan. Dan saya tidak mau asal menulis. Saya harus menemukan bahan bermutu, umumnya dari bacaan. Saya bukan hanya ingin mengobrol dengan para pembaca karena saya hanya tidak ingin dianggap mengutip di karena saya tidak memiliki bahan untuk dijadikan tulisan.
Ketika harus memilih salah satu apakah saya harus memilih antara tulisan yang baik dengan maksud buruk atau tulisan yang buruk dengan maksud baik. Situasi sampai sekarang ini yang masih sulit oleh saya untuk membuat tulisan-tulisan, lalu saya memutuskan lebih baik tulisan buruk dengan maksud baik ketimbang tulisan baik dengan maksud buruk. Tapi yang pertama saya tanyakan pada diri saya, apa tujuan baik yang ingin saya capai, mendapatkan pujiankah karena tulisan saya diterbitkan, atau karena saya bisa membuat tulisan ini dan ingin diterbitkan, pasti semua orang pun ingin semua itu karena itu sangat manusiawi, tapi apa yang ingin saya capai. Sesudah itu barulah saya menulis, apa saja.
 Sekarang saya mencoba membahas judul yang telah dibuat .............

PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI


                              PENGARUH PERKEMBANGAN TEKNOLOGI KOMUNIKASI  
Oleh : Wendi Maulana Akkhirudin


Pesatnya perkembangan teknologi yang ditandai dengan kehadiran sejumlah berbagai alat alat komunikasi mutkhir, demina setiap orang dapat mengolah, memproduksi, serta mengirimkan maupun menerima segala bentuk pesan komunikasi, dimana saja dan kapan saja, seolah-olah tanpa mengenal batasan ruang dan waktu, dengan sendiriny telah memacu terjadinya perkembangan di sector media massa, yang merupakan bagian komponen komunikasi akibatnya, serbuan informasi yang bersumber dari media massa baik cetak maupun elektronik mulai terasa.
Disadari atau tidak saat ini kita memang telah berada dalam suatu lingkaran yang sarat akan informasi. Hal ini tentunya akan memberikan dampak-dampak tertentu bagi masyarakat, baik positif maupun negatife. Namun pastinya, yang perlu diwasapadai adalam dampak negative dari pesatnya perkembangan teknologi tersebut yang secara tidak langsung mulai mengisi liku-liku kehidupan bermasarakat.
Dampak perkembangan teknologi akhir-akhir ini merupakan pertemuan antara teknologi computer dengan telekomunikasi, yang memungkinkan transfer informasi secara waktu nyata (real time) dalam jumlah yang besar. Penerapan pertemuan teknologi ini dikenal dengan nama era informasi. Teknologi telekomunikasi pun semakin berkembang, semakin cepat, tepat, akurat, kecil, murah, mudah, efektif dan efisien. Proses berkomunikasi pun memiliki ciri dan sifat yang seperti itu, khususnya efektif. Proses mengirimkan pesan dari Indonesia ke luar negeri tidak usah menunggu hingga berminggu-minggu berkat e-mail. Informasi dan kegiatan berkomunikasi kualitas dan kuantitasnya dihitung dalam satuan digital 0 dan 1. Kecepatan dan ketepatan informasi sangat dimungkinkan oleh pemakaian media dengan teknologi yang tepat. Hingga perlu digarisbawahi di sini adalah berbicara komunikasi dan media maka kita juga akan membicarakan komunikasi. Media adalah teknologi dan teknologi adalah media.
Teknologi komunikasi bersama-sama dengan teknologi computer merupakan teknologi utama dalam proses era globalisasi dan disisi lain menjadi siap pakai untuk mengambil keuntungan besar dalam proses tersebut. Perkembangan system telekomunikasi menjadi sangat cepat dikarenakan oleh pertumbuhan jasa telekomunikasi, yang tak seorang pun mampu memperkirakan sebelumnya.
Lagi pula bagi masyarkat sekarang Iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahakan memuja iptek sebagai liberator yang akan membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberikan umat manusia kesehatan, kebahagian dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negative iptek terhadap kehidupan umat manusia kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim denan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsure keadilan.
Dan dampak positif lainnya dari kemajuan dapat kita rasakan anatara lain dalam bidang informasi dan komunikasi:
a.       Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui internet
b.      Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya melalui handphone
c.       Kita mendapatkan layanan bank dengan sangat mudah. Dll
Disamping keuntungan-keuntungan dampak negatifnya anatara lain :
  1. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris
  2. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bias disalah gunkan pihak tertentu untuk tujuan tertentu.
  3. Kerahasiaan alat tes semakin terancam melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet
  4. Kecemasan teknologi selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi computer. Kerusakan computer terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam computer inilah beberapa contoh stress yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.