Aspirasi dari hati yang terkecil

Jumat, 05 Februari 2021

Batik is our culture

 

oleh : Wendi Maulana Akhirudin

Sebagaimana kita ketahui bagian dari ragam budaya di Indonesia dimana unesco mulai mengakui Batik sebagai wasiat dunia (Heritage) tak benda. Karena menyimpan sebuah bentuk budaya yang tersimpan pada sebuah kain, sebagaimana kita ketahui menyimpan begitu cerita dan sarat akan makna. 

Batik sendiri di tinjau dalam bahasa mengandung arti menulis pada selembar kain, karena batik berasal dari kata amba yang berarti kain dan nitik yang berarti menitik atau menulis. Yang bearti batik adalah menulis pada selembar kain, dan alat penitikannya bukan berupa pinsil tapi pena yang digunakan adalah canting, dan lilin malam sebagai perekat pada kain. Sehingga menyebabkan batik memiliki aneka ragam warna adalah lilin malam merekatkan banyak warna. Jadi batik menurut pendapat penulis batik diartikan seni bahasa pada kain. Kenapa? 

Pertama, batik memiliki banyak cerita di setiap motifnya, yang berarti itu bisa sebuah motif yang memiliki nilai sejarah atau sebuah peristiwa sebab-sebab dibuatnya motif batik. Kedua, batik menyiratkan akan makna, yang berarti motif mengisyaratkan akan arti baik itu secara mendalam ataupun tidak. Dan ketiga, batik menyiratkan akan doa atau harapan, sebagaimana kita ketahui doa atau harapan sesuatu hal permintaan yang belum ada secara nyata didapatkan. 

Jika kita tinjau orang-orang zaman dahulu membuat batik membuat batik menurut pendapat penulis tidak terlepas dari 3 unsur tersebut cerita, makna dan doa atau harapan.

Batik truntum misalnya diciptakan oleh permaisuri sunan paku buwana III dari Surakarta Hadiningrat yaitu kanjeng ratu  kencana atau biasa disebut ratu beruk yang memiliki makna cinta yang tumbuh kembali. Jika kita perhatikan dengan seksama, batik truntum mempunyai tatanan yang tampak seperti jajaran bintang yang gemerlap dimalam hari. Sejarah batik truntum berawal dari sang ratu beruk yang tak mampu memberikan keturunan kepada pakubuwono III sehingga membuat sang raja berniat untuk menikah lagi.

Sang ratu sepertinya tidak dapat berbuat apa-apa lagi karena keputusan sang Raja tidak dapat diganggu-gugat, kemudian sang ratu merenung sambil menatap bintang dilangit. Untuk mengusir kesendirian  dan kesedihannya, sang ratu mulai melakukan kegiatan membatik dengan membuat motif batik bintang dilangit kelam yang selama ini selalu menemani kesendiriannya. Hal tersebut menjadi sebuah refleksi dan harapan yaitu suasana langit ditengah malam tiada bulan, namun masih terdapat banyak bintang sebagai penerang langit malam dimana selalu ada kemudahan dan harapan didalam kesulitan. Motif batiknya seperti taburan kuntum bunga melati, atau seperti bintang yang bertaburan di langit. 

Jika saya tinjau meski mungkin tak ada sangkut pautnya, batik truntum dimaknai jangan terlalu bersedih woles dan jangan baperan sebagaimana dalam surat ad dhuha ayat 3-5. Dan ini suatu sikap yang diambil ketika sang ratu dalam mengamalkan di setiap nitiknya pada kain tersebut, berbulan-bulan lamanya penantian panjang cinta itu pun kembali bersemi diantara sang ratu dan sang raja.bermakna cinta yang tumbuh kembali. Dia menciptakan motif ini sebagai symbol cinta yang tulus tanpa syarat, abadi, dan semakin lama semakin terasa subur berkembang (tumaruntum). 

Karena maknanya, kain bermotif truntum biasa dipakai oleh orang tua pengantin pada hari penikahan. Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk “menuntun” kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru. sebagai isyarat bahwa doa atau harapan kedua mempelai bisa menjadi keluarga yang harmonis atau sakinah mawadah warohmah.

Batik wahyu tumurun diciptakan ketika Raja Sultan Hamengkubuwana I di Yogyakarta  akan melakukan itikaf pada 10 malam terakhir di bulan ramadhan agar pada malam terakhir di bulan ramadhan bisa mendapat malam seribu bulan atau lailatu qadar. sehingga direfleksikan pada motif Redi yang isaratakan sebagai representatif  Gunung bercahaya dengan gua di tengahnya, Jabal Nur dan Gua Hira’; tempat wahyu pertama turun, sebagai turunnya alquran pertama kali dan motif Elar: Sayap malaikat.Sawung: Ayam jago. Pertanda waktu fajar, Sebagaimana terdapat pada (QS. Al-Qadr [97]: 4-5). Ketopong (mahkota terbang). Karena penghafal Al Qur’an dipakaikan mahkota yang bersinar melebihi cahaya mentari. Lung-lungan (cabang-cabang tumbuhan). Sebab, yang “akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.” (QS. Ibrahim [14]: 24). Kusuma (bunga) dan buah Sawo Kecik (sarwo becik; serba baik). Sebab, akhlak pembaca Al Qur’an harus harum mewangi dan manis rasanya (Surah Ibrahim [14] ayat 25). Isen-isen Keras (susunan batuan granit di pegunungan), sebagai pengingat bahwa gunung pun akan hancur karena takut pada Allah jika Al Qur’an diturunkan padanya (Surah Al Hasyr [59] ayat 21). Dan jangan sampai hati kita mengeras bagai batu, padahal di antara batu pun ada yang di selanya mengalir sungai; ada yang terbelah kemudian memancarkan air; dan ada yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah (Surah Al Baqarah [2] ayat 74).

Batik tambalan dibuat sebagai doa agar mengharapkan si pemakai dalam keadaan sakit bisa sembuh dari sakitnya, dan ini pun di isyaratkan ketika orang yang melihat pemakai nya bisa mendoakan untuk kesembuhan bisa normal kembali seperti dahulu lagi. Karena arti tambal bermakna menambal atau memperbaiki hal-hal yang rusak. Dalam perjalanan hidupnya, manusia harus memperbaiki diri menuju kehidupan yang lebih baik, lahir maupun batin. Dahulu, kain batik bermotif tambal dipercaya bisa membantu kesembuhan orang yang sakit. Caranya adalah dengan menyelimuti orang sakit tersebut dengan kain motif tambal.

Begitupun di berbagai daerah lainnya batik terdapat 3 unsur atau hanya salah satu unsur tersebut. Misalnya batik banten karena saya sudah beberapa bulan di banten, bahwa batik banten itu di awali dari hasil penelitian dari peninggalan benda purbakala yang ada di banten, sebagaimana yang diungkapkan pa uke kurniawan selaku pemilik batik banten, dari segi motif di torehkan pada kain dari tempat-tempat atau desa, nama gelar di kesultanan banten. Motif datulaya, sebagai tempat tinggal atau tata ruang kesultanan. Motif pangidelan abang, pangidelan putih dan pangidelan emas motif batik ini adalah tempat drainase irigasi air yang ada di tasikardi. 

Nah, sehingga batik jika di tinjau kembali ke dalam kajian komunikasi lintas budaya dengan kondisi kekinian adalah dititik beratkan pada proses komunikasi yang terjadi dalam berbagai macam budaya yang berbeda. Komunikasi lintas budaya merupakan “pintu gerbang”agar dapat memahami komunikasi antar budaya atau intercultural communication. Sehingga batik bisa di kenal oleh generasi milenial, generai Z, hingga generasi alfa, tidak hanya mengenal saja tapi bisa memahami dan mencintai, meski bukan sebagai pelaku sejarah tapi pengguna atau penjaga nilai sejarah.kenapa harus dijaga? Sebab pertama batik telah di akui unesco sebagai wasiat budaya tak benda (heritage culture) sebab lainnya meningkatkan ekonomi, sebagaimana kita tahu diantara nilai sejarah yang ada terkadang masih saja ada tangan-tangan jahil atau kotor yang berani merusak (vandalisme), seperti apa yang telah terjadi pada candi borobudur tahun 2018. 

ada yang berkata bahwa "siapa yang tidak mengenal sejarahnya dia tidak mengenal dirinya, siapa yang tidak mengenal dirinya dia tidak mengenal tuhannya",karena itu  batik mesti terjaga nilai-nilainya, sehingga unesco masih tetap mengakui batik sebagai heritage culture.

Kamis, 04 Februari 2021

Rumah Tanpa Atap III

 Dingin malam dan bulan tepat tengah berada diatas kepala,

dengan dibarengi rintikan hujan dan hembusan angin, 

bumi terhampar aku menjalani meski tertatih

berjalan gegap pada 11 langkah terhenti,

diiringi dilangkah akhir sebuah request penjaga diri, alam sekitar dan pembawa gegap gempita cahaya yang menyertai seluruh alam.


Pasawahan, 25122020


Diambang Krisis Identitas atau kurang percaya diri

 oleh : wendi maulana akhirudin


Sebagaimana kita tahu bahwa jati diri setiap manusia atau orang adalah hal yang sangat penting, sebagai platform wujud diri subjek manusia. Sebagaimana, Siapa diri kita? Dari mana kita? dan Mau Kemana? 

Kata identitas yang diambil dari Bahasa Inggris Identity memiliki arti ciri-ciri atau tanda yang khas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, identitas merupakan ciri-ciri atau keadaan khusus seseorang atau jati diri. Bisa dikatakan, manusia yang memiliki identitas adalah mereka yang mampu menyadari tanda khusus atau ciri-ciri yang melekat pada dirinya. Saya pernah membaca satu kalimat perihal identitas seseorang, "siapa yang mengenal dirinya, dia telah mengenal tuhannya". Karena itu saya meyakini identitas itu sangatlah penting bagi setiap manusia, dengan identitas itu seseorang akan dekat dengan tuhannya seperti diantara dua jari, Jari telunjuk dan jari tengah. 


Saya sebagai bagian umat islam meyakini bahwa islam adalah agama yang haq dan sempurna, dan saya pun memiliki darah sunda. Ini pun merupakan kebersyukuran terhadap diri karena saya sudah terlahir dari darah sunda yang sudah beragama islam, karena saya tidak dilahirkan dari suku bangsa lain ataupun agama lain yang akan menjadi jati diri saya. 


pastinya ketika kita berada diambang krisis identitas, misalnya diamerika mungkin akan dikenal "the people of Jhon doe or jhon hancock" orang-orang yang identitasnya belum jelas atau tidak jelas karena tidak memiliki identitas bisa karena hilang atau tidak terdaftar sebagai warga negara.


tapi yang saya akan bahas dalam tulisan saya adalah yang dianggap penting, identitas yang mencirikan dirinya baik itu identitas sebagai warga negara maupun identitas pribadinya. Karena ada beberapa orang dia sebagai warga negara tetapi entitas dirinya terabaikan. Entah karena kurang percaya diri atau mungkin masyarakatlah yang mengabaikannya. 


misalnya lagi hangat-hangatnya mengenai rumusan undang-undang HIP (haluan Ideologi Pancasila) yang akhirnya berganti wajah menjadi PIP. Dimana HIP ini dikatakan merupakan pengucilan terhadap pancasila, entahlah saya sendiri belum baca isi RUU HIP karena tidak pernah disebarkan isi rancangan UU tersebut, kalau pun disebarkan selalu saja UU selalu setelah disahkan. Nah RUU HIP ini yang sedang dalam pembahasan di DPR RI. Apa sih yang menjadi persoalan? Apakah peranan yang bersifatnya kenegaraan itu perlu dibahas di lembaga tinggi negara? Lalu dimanakah peranan Lembaga Tertinggi negara? Oklah DPR itu yang memutuskan tentang UU, tapi apakah sesuatu hal yang sifatnya ideologis itu dibahas di lembaga tinggi bukan di lembaga tertinggi semacam MPR gitu? 


ini bukan hanya sekedar siapa yang paling berkuasa, berduit ataupun siapa yang paling populer. Kalau berkuasa kita bukan sebagai negara adikuasa atau superpower, berduit kita masih punya hutang meski untuk membantu pun berhutang pula, populer mungkin karena popularitas itu subjektik bisa berkonotasi negatif maupun positif bergantung sikap kita pada kekhususan individu atau masyarakat umum. 


Yang pasti pengucilan ataupun genosid terhadap entitas yang lain ini merupakan kejahatan baik sifatnya individual maupun komunal. sebagaimana ketika RUU HIP ini dijadikan alat untuk menyakiti manusia lainnya itu suatu kejahatan. Kenapa sih tidak keumuman kenapa harus pada kekhususan pada ideologinya? Ini bukan berarti saya menegasikan kepada ideologi atau sesuatu hal diluar padanya. 


Bukankah sudah jelas bahwa sila itu panca, kalau pun toh mengamalkan kenapa tidak dengan adanya Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (disingkat P4) atau Eka Prasetya Pancakarsa adalah sebuah panduan tentang pengamalan Pancasila dalam kehidupan bernegara semasa Orde Baru. Panduan P4 dibentuk dengan Ketetapan MPR no. II/MPR/1978. Ketetapan MPR no. II/MPR/1978 tentang Ekaprasetia Pancakarsa menjabarkan kelima asas dalam Pancasila menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan Pancasila. 


Apa yang dibutuhkan oleh negara ini? Padahal ideologi pancasila dengan lambang garudanya adalah produk oleh pendahulu negara, sebagai ideologi bangsa. Orang mungkin ketika berbicara ideologi mengarah pada komunisme, sosialisme, kapitalisme dan isme-isme lainya. Bukankan pancasila sebuah isme yang dimiliki oleh negara. Dimana isinya sesuai jalan ajaran masing-masing komunitas  masyarakat. 


ketika saya sebagai masyarakat yang dibutuhkan adalah kehidupan layak, baik itu pekerjaan, berusaha, atau hak-hak lainnya sebagai warga negara. Yang tentunya tidak lupa pula, saya pun memiliki kewajiban sebagai warga negara. Sebagaimana ketika saya menjalankan perintah Alloh SWT dalam beragama islam. Karena ketika kita baik itu individu maupun komunal dalam beragama tidak sesuai ketentuan kitab alquran itu akan menjadi sekedar cerita fiksi ataupun cerita halu atau halusinasi. Atau di ibaratkan sedang menegakkan sholat tapi dalam keadaan mabuk. 



Kenapa sangat penting sesuatu hal tentang kedirian ini. 


Dalam ilmu psikologi komunikasi, Regulator mengisyaratkan kepada pembicara apa yang kita harapkan mereka lakukan misalnya, “Teruskanlah,” “ Lalu apalagi?,” “Saya tidak percaya,” atau “Tolong agak lambat sedikit.” Bergantung kepada kepekaan mereka, mereka mengubah perilaku sesuai dengan pengarahan dari regulator.


karena itu kalimat diatas bisa mengisyaratkan sesuatu pada individu, ada yang sesungguhnya lambat, ada yang lambat karena menutup diri karena hal-hal yang baru diluar dirinya misalnya pelajaran. Maksudnya, sebagai pribadi harus bisa sedikitnya menerima hal-hal yang baru dengan cara yang layak atau baik, sebagaimana kita menerima teknologi-teknologi baru secara berimbang mulai dari smartphone hingga televisi. 


Harapan saya ketika menulis ini ada hal-hal yang baik setidaknya untuk pribadi maupun masyarakat, baik itu sebagai individu maupun secara kelompok berbangsa dan bernegara. Tidak lagi kehilangan arah, hingga tidak percaya diri sehingga semua merasa asing diantara diantara kelompoknya sendiri atau kelompok yang baru. Tahun 2021 mudah-mudahan membawa perbaikan dan perubahan untuk umumnya, atau setidaknya untuk pribadi. Ada perbaikan ekonomi, status sosial yang tidak hanya sekedar pengakuan saja sebagai komunitas tapi sebagai pribadi bisa diterima. Sebagaimana saya pribadi menerima hal-hal baru di komunitas tersebut, tidak ada istilah kamu berbeda lalu menjauhinya. Lalu apa harapan saya di tahun 2021 setidaknya hampir sama perbaikan keuangan, memiliki istri yang sholehah dan memiliki anak keturunan. 


Mewujudkan Impian

 Saya yakin setiap orang ingin impian bahkan seorang "susan-ria enes" saja memiliki impian. Dari setiap orang mungkin ada yang impiannya itu sudah tercapai ada pula yang impian itu belum tercapai. 

Ada beberapa impian dari kita masih tersimpan dihati, karena sesuatu lain hal. Bisa karena takut untuk mewujudkannya atau karena gagal ditengah jalan dan berhenti untuk mencapai impian tersebut. 

untuk menggapai impian yang kita mau misalnya ingin memiliki kendaraan bermotor besar tapi tidak boros bensin, atau laptop bermerk dengan spek yang bagus atau tinggi pasti kita akan menabung dengan menyisihkan uang gaji atau dari hasil berwirausaha, sehingga kita pun lupa kebutuhan pokok dasar rela mengencangkan ikat pinggang, dan atau berhutang kepada pihak lain untuk menutupi kebutuhan dasar meski terkadang merugikan pihak tersebut.


Lalu impian apakah yang akan capai atau raih untuk diwujudkan? 

saya menulis pertanyaan bukan berarti bisa mewujudkan impian seseorang layaknya jin lampu ajaib, ini sebagai kontemplasi untuk saya juga. 


Saya pernah ikut beberapa materi class baik itu private atau seminar terbuka, mulai tips-tips Mewujudkan impian, menjadi pengusaha sukses tanpa riba dan hutang. Baik itu yang diadakan oleh asosiasi pengusaha, diadakan oleh instansi pemerintahan atau kajian-kajian islami seperti PPA, hijrajfest. 


selalu jawabannya adalah berhenti berhutang dan berhenti merugikan pihak lain,  saling bantu sesama dan kita pun akan dibantu, entah dari orang yang kita bantu atau bantuan itu dari arah kita tidak duga. karena Kalau kita merugikan pihak lain secara alami itu akan merugikan kita, bisa jadi kita disumpahin sama pihak yang dirugikan atau bahan pembicaraan atas keburukan kita, hingga orang lain tidak ingin berkontribusi kepada kita lagi. 


suatu kesuksesan itu suatu perjalanan hidup bukan akhir perjalanan bukan pula yang sifatnya materi. Ada seorang motivator di youtube channel pernah berkata "dont break a change" maksudnya apa dia mengutarakan bahwa coba kamu tulis segala keinginanmu atau impianmu, atau jumlah segala kebutuhanmu hingga akhir dari kebutuhan itu mencapai titik nol. Tak lagi berjumlah hitungan banyak malah ke nol. 

Disitu saya melihat bahwa pencapaian impian akan habis ketitik nol tak ada lagi kebutuhan, kehampaan atau berujung kepada mati, coba berapa banyak orang sukses kaya mati dengan tragis karena kekosongan dalam hidupnya. Berapa banyak orang memiliki banyak harta, anak selalu merasa waswas dalam hidupnya, bahkan hingga tidak bisa tidur dengan tenang. atau mungkin ketika sukses memiliki banyak harta tidak jarang pada saat usia tua atau pengsiun malah mengalami sakit-sakitan. 

Jadi maksudnya untuk meraih impian suatu kesuksesan dimulai dari sejak buaian hingga sesudah kematian, mungkin sebagian orang mempersiapkan segala sesuatunya hingga berujung kematian dan setelah kematian untuk mencapai ketenangan, meski tidak semua orang anak-anaknya itu datang kekuburan orang tuanya malah mengantarkan keburukan, adapun mendatangkan kebaikan "ayah, anakmu sudah meraih mimpinya, atau ayah cucumu sudah bisa menghafal alquran hingga 30 juz atau baru 15 juz, ayah cucumu sudah hafal alquran juz dan meraih impiannya jadi orang sukses misalnya jadi komisaris pegadaian melebihi impian kakeknya semoga kita bisa bersama disana disurga-Nya".

impian inilah yang menjadi motivasi saya sebagai manusia anak dan cucu melebih kesuksesan pendahulu saya, karena kesuksesan itu tidak hanya diminta, dalam doa tapi diwujudkan dalam setiap langkah hidup.


Kamis, 21 Mei 2020

PERNIKAHAN ITU BUKANLAH RENTENISASI


Oleh : Wendi Maulana Akhirudin

Tak akan pernah ada keluarga sebelum berumah tangga dan tak akan ada rumah tangga sebelum menikah. Maka, menikah menjadi niscaya agar keluarga meraih keberkahan dalam bingkai kesucian niat beribadah kepada Allah SWT semata.
Menikah, adalah kata yang mengakhiri masa lajang seseorang. Kata ini pula menjadi penanda akkhir dari semua hal yang sifatnya kesendirian. Ruang kesendirian itu telah terisi oleh sebuah nama, pasangan kita, suami atau istri kelak. Saat itulah sepasang insan mengikat janji atas Allah SWT untuk membina rumah tangga. Genaplah sudah separuh agamanya atau din!
Selanjutnya, hari-hari yang bergulir di depan adalah lembaran kosong yang mencatat kerja besar sepasang suami istri. Kerja besar yang dirancang dalam rangka menanam kebajikan amal sholeh. Tak penting kisah yang dicatat bertabur bunga atau malah peluh derita. Asalkan semuanya bermuara hikmah penambah keimanan, maka kebahagian seperti rumah tangga Rasulullah SAW pun dapat kita raih.

Pernikahan atau sebuah keluarga haruslah bercahaya. Dengan jalan terarah. Tidak meraba-raba. Penuh kemantapan menatap penghujung jalannya. Mampu membedakan antara ‘kayu’ dan ‘ular’. Cahaya itu bisa padam. Jangankan menghasilkan generasi istimewa,penegak khilafah atau pembuka roma. Berdiri kokoh saja, menembuskan pandangan melihat beberapa hasta kedepan saja, sangat sulit. Tidak ada kejrlasan semua serba kira-kira terasa sesak didada.

.............
.....................

Sebuah pernikahan itu tidaklah penting ketika salah satunya melakukan hitung-hitungan dalam arti si suami  yang telah memberikan kewajibannya (nafkah) kepada si istri tapi kemudian di ungkit-ungkit di ibaratkan sebagai hutang begitupun sebaliknya, artinya tidak saling merasa telah memberikan kontribusi lebih banyak di rumah tangga. ini sudah tidak sejalan atau sebuah paradoks (kontradiksi) dari apa yang diajarkan oleh Rosulullah SAW. Karena pernikahan itu sejatinya bukanlah sesaat hanya sebatas kertas putih yang dibubuhi tinta hitam atau istilahnya pernikahan sewaan.
Ketika terjadi kontadiktif ini terjadi semakin kencang ketidakpastian pernikahan atau berumah tangga yang terjadi adalah akan ada tindakan ‘makar’ ketidakada keutuhan dalam, maka dari itu beberapa pernikahan banyak terputus (bercerai) karena ketidakharmonisan dalam berumah tangga, ‘musuh’ inilah yang akan kegirangan karena ‘makar’ ini telah berhasil...pernahkah mendengar kisah Nabi Adam dan Hawa ketika itu hawa dihasut oleh iblis yang sengaja berbuat ‘makar’terhadap keduanya hingga begitu cepatnya turun kedunia dan Nabi Adam terpisah dengan Hawa.


Pernikahan sejatinya sepasang suami dan istri ingin kembali dipertemukan di akherat nantinya. Bayangkan, ayah dan bunda sedang bercengkerama dengan anak-anaknya. Kemudian kalimat seperti ini mengalir,
nak, kesenangan ini nanti akan kita lanjutkan disurga Allah”
“Nak, ingin gak sih bertemu ayah dan bunda lagi nanti di Surga”[1]
Dialog pembuka yang cukup dashyat, sehingga setiap anggota kelluarga paham untuk memelihara niat menjalankan semua aktifitasnya. Mereka menjadi gemar menjalankan ibadah dan berusaha menjalankannya dengan sebaik mungkin agar diterima Allah SWT.



[1] Dari buku budi Ahari, Lc; Parenting Nabawiyyah inspirasi dari rumah cahaya, hal-16

Jumat, 25 Januari 2019

RUMAH TANPA ATAP I

melewati terang gelap hidup bersamamue selamanya
Tak lupa ku doakanmu disetiap hamparan rumah tanpa atap

Sehingga dapat kuukirkan dirimu diangkat,
Meski aku tuk belajar banyak menjadikan kita tenang tentram bersama,
Dan Tuhan tahu kita layak menerimanya
Saling merindukan sebagai pasangan impian
Karena tak menjadi seseorang yang pergi begitu saja
Terpenjara dalam gelap,
Untuk itu ku doakanmu disetiap hamparan rumah tanpa atap
Sehingga dapat ku sampaikan di sepertiga malam,dengan dirimu bersama hingga SurgaNya
Agar Tuhan tahu kamu berarti untukku.

WMA, 31 Des 2018

Rabu, 05 September 2018

Furqon siapa dan mana?


Oleh : Wendi Maulana Akhirudin
Suatu ketika nashrudin di angkat menjadi hakim pendamping, pada suatu ketika ada seorang kakek melaporkan sebuah kasus kepada hakim ketua bahwa di rumahnya terjadi perampokan. Lalu si kakek pemilik rumah itu menceritakan kejadiannya. “Pada waktu itu saya sedang berkebun di rumah saya, lalu terdengar benda terjatuh didalam rumah. Nah ketika saya masuk kedalam rumah ada beberapa benda berserakan dan saya melihat beberapa orang berlari karena melihat saya masuk rumah. Dan saya mendengar salah satu perampok itu menyebut-nyebut nama furqon.”
“furqon....?” hakim mengucapkan. akan tetapi si hakim tampak kebingungan karena begitu banyak furqon di negeri ini karena namanya pun furqon al haddad. ”masa aku nanti dituduh merampok” gumam hakim itu dalam hatinya.
“Baiklah serahkan kasus ini ke hakim pendamping, yang akan memutuskan karena aku pun harus diperiksa karena aku sendiri bernama furqon, setelah itu tangkap semua furqon dinegeri ini dan sidang dilanjutkan esok hari setelah seluruh furqon tertangkap” ucap hakim ketua. Kemudian hakim ketua memasuki ruangannya kemudian menanggalkan baju hakimnya dan memasuki ruang penahanan.
Keesokan harinya kakek itu datang kembali ke ruang pengadilan setelah mendapatkabar bahwa seluruh furqon ditangkap. Maka bagian humas membawa kakek itu kepada Nahsrudin sesuai perintah hakim ketua tersebut.
Nashrudin, sang hakim pendamping, mendengarkan semua pengaduannya. Setelah itu ia berkata “Kumpulkan seluruh Furqon itu di ruangan ini dan bariskan” sesaat semuanya di kumpulkan Nashrudin kaget melihat hakim ketua turut berbaris. Lalu Nashrudin menghampiri hakim ketua tersebut dan berkata “ kenapa anda berada ditengah-tengah barisan ini wahai hakim ketua” lalu hakim ketua itu berkata “karena namaku sendiri furqon, jadi aku menyerahkan sendiri untuk di tangkap”
kemudian Nashrudin mengintograsi mereka satu persatu dan hasilnya nihil karena tidak ada satu pun yang mengakuinya telah merampok di rumah kakek tersebut termasuk haki mketua tadi. Nashrudin menghampiri si kakek dan berkata “hai kakek seperti apa rupanya karena tidak ada satupun yang mengakuinya” dan si kakek  menjawab “aku tidak tahu persis rupanya tapi yang jelas aku mendengar salah satu temannya memanggil nama furqon”
Nahsrudin berpikir sejenak karena kebingungan, setelah mendapatkan idenya dan ia berkata ”Baiklah tunggu sejenak saya akan membawa furqon mungkin saja dapat membantu dan mungkin juga termasuk pelakunya yang disebut si kakek, karena dia tinggal di rumah saya” lalu si Nashrudin keluar ruang sidang untuk kerumahnya.
Dan Nashrudin kembali sambil membawa semacam buku atau kitab. Lalu di tempatkan buku itu di kursi intograsi. Dan orang didalam itu bertanya kepada Nashrudin “wahai hakim mana si furqon itu?” lalu Nashrudin menjawab “inilah furqon yang aku maksud, karena si furqon ini telah hidup berabad-abad lalu dan Dia inilah yang membuatku tenang dan menjawab semua persoalan hidupku, Dia pun Imam dalam hidupku sebagai salah satu rukun yang harus aku yakini dalam agamaku  dan mungkin saja dia yang disebut oleh perampok itu” dan seluruh isi ruang sidang tampak kebingungan. Lalu Nasrudin berkata “kaukah yang mermpok rumah kakek itu?” semua semakin kebingungan lalu si kakek bertanya kepada si Nashrudin “Apakah kau mau mempermainkan saya dan ruang sidang ini wahai hakim karena kitab itu takkan menjawab dan dia bukanlah pelakunya” Nashrudin menjawab “lalu furqon siapa yang kamu maksud sedangkan kau tidak tahu wajahnya” orang-orang pun semakin keheranan dan berpikir bahwa si Nashrudin itu telah gila karena tidak bisa menangani kasus itu
lalu si kakek itu berpikir sejenak kembali dan berkata ”baiklah lupakan saja kasus ini, lagi pula ini juga salah saya karena tidak tahu persis furqon itu seperti apa hanya mendengar nama saja yang disebut” lalu Nashrudin berkata “baiklah jika memang itu menjadi keputusanmu wahai kakek, maka dengan ini kasus ini saya tutup” semua bergembira meski ada sedikit kesal kepada si kakek. Tapi di tengah kerumunan ada salah satu pemuda terdiam dan bercucuran keringat lalu berdiri sambil berkata dengan lantang “akulah si furqon yang dimaksud oleh si kakek!”
lalu di tangkaplah pemuda tersebut dan semua keluar ruang sidang yang tinggal didalam itu hanya pemuda tersebut si kakek, Nashrudin dan hakim ketua yang kembali memakai kembali baju hakimnya.
Dan Nashrudin bertanya kepada pemuda tersebut “ kenapa kamu merampok kakek tersebut?”
pemuda itu menjawab “karena aku tidak memiliki pekerjaan lain selain merampok, karena saya mendengar bahwa kakek itu orang yang kikir, dan iri hati maka tempat yang pas untuk di rampok”
Nashrudin sambil berpikir “oh begitukah...?? tapi karena kamu bersalah kamu harus saya tangkap berdasarkan hukum yang berlaku”
Tapi kakek itu berkata “saya maafkan pemuda itu karena pengakuannya, setelah mendengar ceritanya dan saya pun tidak meminta apapun dari pemuda itu”
Nashrudin berkata ”baiklah jika memang itu menjadi keputusanmu, berarti sidang ini di tutup dan sesudah itu saya akan bertanya kepadamu wahai hakim ketua kenapa kamu mau turut atau mengajukan diri untuk ditahan, dan kau wahai furqon kenapa kau mengakuinya bahwa kau permpoknya padahal bisa saja kau keluar sidang tadi setelah kasus itu akan ditutup, dan kakek kenapa kamu memaafkannya padahal bisa saja pemuda saya hukum qishash”
lalu hakim ketua menjawab pertanyaan itu “Wahai Nashrudin karena aku tak ingin tak ada lagi lelaki sejati yang yang bersedia di hakimi karena persoalan karena kesamaan namanya dengan yang lainnya, dan juga kalaupun saya bersalah tidak ada lagi yang berlindung dibalik kekuasaannya.maka dari itu saya mengajukan diri untuk diperiksa” dan pemuda itupun berkata “kenapa saya mengakui perbuatan saya, karena saya takut suatu hari tidak ada lagi yang berjiwa kesatria yang berani mempertanggungjawabkan perbuatannya di kalangan umat Muhammad SAW. Dan kakek itu berkata “wahai hakim karena saya tidak ada yang lebih utama dari memberi maaf di kala mampu. Ini saya lakukan agar orang tidak mengatakan bahwa tidak ada lagi orang berjiwa besar yang mau memaafkan saudaranya di kalangan umat Muhammad Saw bahkan saya akan memperkerjakan pemuda itu di kebun saya tapi harus saya luruskan bahwa saya tidak terlalu iri hati kepada orang lain bahkan saya selalu berderma pada waktunya dan di kala saya mampu”
lalu semua bertanya kepada Nashrudin “ kenapa kamu membawa Kitab-Kitab itu kemari”
dan Nashrudin menjawab “saya tidak ingin bahwa tak ada lagi di kalangan umat Muhammad Saw ketika memecahkan masalah dan tak memiliki titik temu tidak kembali kepada Al Quran dan Assunah(Hadist) makanya saya serahkan kembali kepada Al Quran dan Hadist”